Ethicaldigest

Pertahanan Mukosa Lambung

Orang dengan penyakit berat atau kritis sering mengalami gangguan pada lambungnya. Penyebabnya adalah kerusakan pada mukosa lambung. “Mukosa di lambung punya sistim pertahanan (defensive), yang menjaga mukosa dari kerusakan,” ucap dr. Untung Sudomo, Sp.PD-KGEH dari RS Meilia, Cibubur, Jakarta.

Mukosa gastrik dapat mempertahankan integritas dan fungsi struktural gaster, meski mendapat pajanan faktor-faktor perusak, seperti asam lambung. Suatu hipotesa awal oleh Hunter pada 1772, didukung oleh Virchow pada 1853, menyatakan bahwa aliran darah alkalin yang melalui mukosa, dapat menetralkan asam, sehingga gaster terhindar dari kerusakan.

Penelitian-penelitian berikutnya menunjukkan, sejumlah besar mekansime pertahan mukosa mencegah terjadinya kerusakan mukosa dan mempertahankan integritas mukosa. Vane menemukan bahwa mekanisme utama bagaimana aspirin dan obat anti radang non steroid lain menyebabkan kerusakan gaster, adalah dengan menghambat sintesis prostaglandin (PG).

Konsep sitoproteksi yang dikembangkan di akhir 1970-an dan awal 1980-an oleh Robert dan kawan-kawan, meningkatkan ketertarikan ilmuwan terhadap mekanisme pertahanan mukosa lambung, Cidera mukosa lambung dapat terjadi, jika faktor-faktor berbahaya melebihi sistim pertahanan mukosa, atau sistim pertahanan mukosa mengalami gangguan. “Sayangnya, pada orang berpenyait berat, sistim pertahanan mukosa mengalami gangguan,” kata dr. Untung.

Mekanisme Pertahanan mukosa lambung

Mekanisme pertahanan memungkinkan mukosa lambung dapat bertahan, terhadap pajanan faktor-faktor perusak. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap sistim pertahanan mukosa lambung, antara lain mukosa lokal, seperti barrier mucus-bicarbonate-phospholipid, pembaruan sel-sel progenitor mukosa yang terjadi secara terus menerus dan mikrosirkulasi mukosa.

Konsep ini belakangan ditinjau ulang dan digambar ulang oleh Laine dan rekan. Berbagai peptida, termasuk gastrin 17, cholecystokinin, thyrotropin-releasing hormone, bombesin, corticotropin-releasing factor (CRF), epidermal growth factor (EGF), peptide YY, neurokinin A analogs, dan intragastric peptone, memiliki efek melindungi saluran cerna, yang berkurang oleh adanya denervasi saraf aferen, sumbatan reseptor peptide terkait gen kalsitonin dan hambatan sintase NO.

GANGGUAN MUKOSA LAMBUNG TERKAIT STRESS