Ethicaldigest

Penuaan Kulit 1

Diproyeksikan, pada tahun 2020 di Indonesia akan terjadi peningkatan jumlah dan persentasi orang lanjut usia (lansia) sebesar 11,34% atau sekitar 28,5 juta jiwa. Pada satu sisi, hal ini menunjukkan perbaikan tingkat harapan hidup. Di sisi lain, akan semakin meningkat pula angka kejadian penyakit degeneratif di Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi. Penuaan, pastinya, akan diikuti dengan penurunan fungsi berbagai organ tubuh.

Dalam publikasinya, Kane dan kawan-kawan mengutip “hukum 1%” yang diperkenalkan Andreas dan Tobin, yang menyatakan bahwa fungsi organ akan menurun sebanyak 1% setiap tahunnya, setelah usia 30 tahun. Tapi, hal ini dibantah oleh Svanborg dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa penurunannya tidak sedramatis itu. Tapi, memang terdapat penurunan fungsional yang nyata setelah usia 70 tahun.

Seperti organ tubuh yang lain, kulit mengalami perubahan pada orang tua. Yang paling nyata, kulit menjadi keriput, tipis, kurang elastis, mudah robek dan terjadi perubahan pigmentasi. Meski begitu, kondisi-kondisi ini dapat dikendalikan dengan memberikan pengobatan yang tepat dan menghindari faktor-faktor pemicu penuaan pada kulit.

Kulit dan fungsinya

Sebagai bagian terluar tubuh, kulit mempunyai peran yang sangat penting, membatasi lingkungan luar (milleu exterior) dengan kehidupan di dalam tubuh (milleu interior). Kulit tidak saja melindungi dan mempertahankan tubuh secara fisik mekanis, tapi juga secara biologis karena komponen sel di kulit dapat mensintesis berbagai struktur biologi. Seperti sitokin, melanin, dan growth factor, yang semuanya bersifat protektif terhadap tubuh.

Kulit merupakan organ paling luas yaitu ± 1,5-2,0 m2 dengan berat ± 20 kg. Secara sepintas, kulit tidak lebih dari selaput penutup badan. Meski demikian, di bawahnya terjadi  proses atau kegiatan yang luar biasa, suatu proses biologik dalam rangka mempertahankan integritas mau pun memelihara fungsi tubuh.

Kulit manusia tersusun dari tiga bagian besar, yaitu  epidermis, dermis, dan lapisan sub kutan. Epidermis adalah lapisan paling atas, terdiri dari berlapis-lapis sel yang dikenal dengan nama keratinosit, mulai dari sel-sel di stratum basalis sampai ke stratum korneum di permukaan kulit. Bagian epidermis inilah yang mempunyai mekanisme proteksi penting. Beberapa mekanisme proteksi yang dimiliki kulit antara lain: 

  1. Mensintesis mediator inflamasi seperti prostaglandins, eocosanoids, leucotriene, histamin, sitokin.
  2. Sintesis antioksidan termasuk glutation, oksidase, katalase, sitokron P450,vitamin C dan E
  3. Heat-shock protein
  4. Molekul-molekul yang mengabsorbsi radiasi sinar ultra violet, seperti melanin, trans urocanic acid
  5. Molekul pengikat air sebagai natural moisturizing factors
  6. Enzim-enzim untuk glukoronidasi, mekanisme hidroksilasi dan sulfation.
  7. Sistem anti mikrobial seperrti lemak permukaan kulit, lapisan asam kulit (surface acidification), ironbinding proteins, komplemen dan peptida anti mikrobial.

Dermis terdiri dari jaringan ikat yang ada dibawah epidermis, berfungsi sebagai penopang struktur dan nutrisi melalui pembuluh darah yang ada dalam jonjot-jonjot yang menjorok ke atas, disebut papila dermis. Di dermis terdapat serabut-serabut kolagen, serat-serat elastin, serabut serabut otot dan substansia dasar dari mukopolisakarida. Ini semua membantu kelenturan kulit, yang pada proses penuaan akan mulai berkurang. Pada lapisan ini didapatkan sel-sel fibroblas, makrofag, sel mast dan limfosit dengan fungsinya masing-masing.

Disamping itu, ada pula kelenjar-kelenjar sebagai appendixes kulit seperti kelenjar keringat ekrin, sel keringat apokrin, kelenjar  sebasea (lemak) dan folikel rambut. Lapisan di bawahnya adalah lapisan sub kutan, terdiri dari jaringan lemak yang memisahkan dermis dengan otot, tulang dan lain-lain struktur. Jaringan lemak berfungsi sebagai bantalan dan cadangan makanan, berperan dalam pengaturan suhu tubuh, juga kontur. Sebagai contoh, injuri pada epidermis menyebabkan kaskade sitokin yang akan menimbulkan inflamasi. Sejalan dengan itu, terjadi pembentukan jaringan parut sebagai mekanisme repair.