Ethicaldigest

Kebutuhan Nutrisi Pasien

Defisiensi nutrisi merupakan masalah penting pada pasien rawat. Hal ini dapat meningkatkan angka kematian dan kecacatan pada pasien. Memperbaiki atau mencegah hal tersebut, dapat mengurangi angka kematian dan kecacatan. Banyak faktor yang menentukan outcome perawatan, dan status gizi jelas memegang peranan penting.

Terapi nutrisi telah menjadi bagian rutin dari perawatan pasien kritis, dan saat ini secara luas diterima sebagai bagian pengobatan dan pencegahan malnutrisi dan defisiensi nutrisi tertentu. Secara umum, terapi nutrisi dibuktikan dapat memperbaiki outcome pengobatan. Meski begitu, sebagaimana bentuk terapi lainnya, terapi nutrisi juga memiliki beberapa efek samping.

Tujuan umum terapi nutrisi

Tujuan secara keseluruhan terapi nutrisi, adalah memenuhi kebutuhan nutrisi pasien secara umum. Perlu diingat bahwa kebutuhan tersebut perlu dimodifikasi berdasarkan kebutuhan pasien dan proses penyakit tertentu. Kebutuhan nutrisi tertentu, bergantung pada jumlah yang digunakan tubuh pasien dan jumlah yang hilang karena penyakit pasien.

Terapi nutrisi dibagi menjadi dua bagian, makronutrien dan mikronutrien. Yang pertama harus dilakukan adalah menilai, seberapa besar kebutuhan cairan total. Berdasar peraturan adalah antara 30-40 ml/kg/hari atau 1 ml air per kalori untuk orang dewasa. Terapi cairan dibutuhkan, ketika cairan yang keluar tubuh berlebihan. Pengeluaran cairan ini bias dirasakan melalui urin atau diare, atau bias juga tidak terasa.

Kebutuhan kalori total bias dihitung atau diestimasi. Meski kelebihan kalori bias berbahaya dan harus dihindari, menyeimbangkan masukan energy dengan pengeluran energy terbukti dapat memperbaiki outcome. Untuk mengukur pengeluaran energi, biasanya dilakukan dengan mengukur konsumsi oksigen menggunakan metabolic cart. Kebutuhan energy juga bias dihitung dengan mengukur keseimbangan nitrogen menggunakan pengeluaran urea melalui urin 24 jam, dan dalam urea darah dan albumin.

Jika besarnya pengeluaran nitrogen diketahui, bias dihitung kebutuhan kalori. Itu karena setiap gram nitrogen yang dihasilkan, menggunakan energy sebesar 100-150 kkal. Meski begitu, teknik estimasi lebih sering digunakan untuk mengitung kebutuhan kalori. Penjumlahan Harris-Benedict dapat digunakan, atau kebutuhannya bias dikira-kira—25 kilo kalori total/kg/hari yang sering digunakan. Kalori bias diberikan dalam tiga bentuk:

  • Karbohidrat: 30-70% kalori total, bias diberikan dalam bentuk karbohidrat. Biasanya diberikan dalam bentuk glukosa, tapi di beberapa Negara digunakan fruktosa dan sorbitol. Insulin mungkin perlu diberikan, untuk menjaga glukosa darah dalam kadar normal, terutama karena resistensi insulin sering terlihat sebagai bagian dari respon terhadap stres.
  • Lemak: 20-50% kalori total bias diberikan dalam bentuk lemak. Pasien penyakit kritis lebih baik diberi lemak dari pada karbohidrat sebagai sumber energi, dan meski pola makan normal kita mengandung 30% lemak (lebih tinggi di negara-negara barat), biasanya memberikan lemak lebih dari jumlah tersebut memiliki keuntungan bagi pasien ICU atau HDU. Memberikan lemak juga memberikan asam lemak esensial yang dibutuhkan sebagai pembentuk sel. Omega-6-poly unsaturated fatty acid (PUFA) diberikan untuk mencegah defisiensi asam lemak esensial—setidaknya 7% dari kalori total. Triglieserida rantai panjang atau medium, dapat juga digunakan sebagai sumber kalori dan rasio pasti trigliserida rantai mediaum dengan rantai panjang, bergantung pada produk yang digunakan dan rute pemberian. Tidak ada bukti nyata mengonfirmasikan superioritas regimen trigliserida tertentu dibanding yang lain, pada pasien sakit kritis.
  • Protein: 15-20% kalori total perhari bias diberikan dalam bentuk protein atau asam amino, bergantung pada rute pemberian.

Kita juga perlu mempertimbangkan kebutuhan mikronutrien. Sekitar 1mmol/kg sodium dan potasium biasanya diberikan. Jumlah ini perlu dinaikkan, ketika ada pengeluaran berlebihan—biasanya akibat keringat berlebihan dan melalui pengeluran gastrointestinal. Perlu juga mempertimbangkan elektrolit seperti magnesium, iron, copper, zinc dan selenium, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil.

Pasien yang menggunakan suplemen jangka panjang, perlu secara periodic memeriksakan kadar elektrolit ini. Elektrolit lain adalah posfat; ini elemen penting karena dibutuhkan dalam proses metabolik normal pembentukkan ATP. Kelemahan otot dihubungkan dengan penggunaan ventilator jangka panjang, dan kegagalan dalam penghentian penggunaan ventilasi dihubungkan dengan hipofosfatemia. Mikronutrien lainnya termasuk lemak (vitamins A, karoten) dan vitamin larut air (B, C, D, E).

Rute Pemberian Nutrisi Pasien