Ethicaldigest

Hiperglikemia dan Kerusakan Kardiovaskuler

Kondisi stress akut yang terjadi pada penderita sindrom koroner akut, akan melepaskan hormon perusak, yang menyebabkan penurunan insulin dan kenaikan gula darah. Kondisi ini akan membebaskan asam lemak bebas, lakton dan laktat yang lebih banyak. Kondisi-kondisi ini yang menyebabkan kerusakan di tingkat selular, seperti apoptosis, inflamasi, kerusakan jaringan, yang menyebabkan faktor angka rawatan lebih lama atau angka kematian lebih besar.  

Ada beberapa pengaruh buruk dari hiperglikemia. Yaitu, disfungsi endotel yang menyebabkan gangguan revaskularisasi, peningkatan risiko trombosis, peningkatan stress oksidatif, pemburukan sistim kardiovaskular, gangguan fungsi imun yang menyebabkan infeksi dan peningkatan inflamasi.

Kalau dilihat secara seluler, secara normal, otot jantung mendapatkan energi ATP sebagian besar dari glukosa (60-70%), sedangkan kontribusi long chain fatty acid hanya 20%.  Tetapi, pada kondisi saat terjadinya iskemia atau infark, angka ini akan bergeser. Sumber energi atau oksigen, sebagian besar dari free fatty acid. Karena pada waktu kekurangan oksigen dan penurunan respon insulin, terjadi penurunan produksi ATP. Sementara, jika ingin menggunakan glukosa untuk memproduksi ATP, dibutuhkan insulin. Karenanya, produksi ATP menggunakan asam lemak.

Perbedaannya, metabolisme asam lemak membutuhkan oksigen lebih banyak. Padahal saat infark mikard, terjadi hipoksia pada otot-otot jantung yang mengalami iskemik. Pada kondisi seperti ini, terjadi penurunan produksi ATP. Kalau terjadi hiperglikemia, maka lebih berat lagi produksi energi yang harus dihasilkan. Kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada otot-otot miokard.

Pengaruh hiperglikemik akut terhadap kardiovaskular pada SKA

Hiperglikemia akut berhubungan dengan beberapa efek negative, yang menyumbang dampak buruk pada SKA. Hiperglikemi akut dengan cepat akan menekan vasodilatasi, yang diperantarai oleh aliran dengan cara meningkatkan produksi turunan oksigen radikal bebas. Hiperglikemi meningkatkan pengikatan faktor B intranuklear dan aktifasi faktor-faktor transkripsi proinflamasi, yang selanjutnya meningkatkan ekspresi matrik metalloproteinase, faktor jaringandan plasminogen activator inhibitor (PAI-1).

Derajat stress oksidatif berhubungan erat dengan fluktuasi akut glukosa. Stress oksidatif yang tinggi akan menghambat vasodilatasi, yang diperantarai nitric oxide. Sehingga menurunkan aliran darah koroner di tingkat mikrovaskuler. Pada pasien dengan SKA, hiperglikemia akut berhubungan dengan rendahnya drajat 3 TIMI flow, sebelum intervensi, dibandingkan dengan euglikemia. Keadaan yang sama juga terjadi pada pasien hiperglikemik akut dengan STEMI, dimana gerakan miokard dan resolusi segmen ST tidak terjadi pasca intervensi koroner. Hal ini berhubungan konsisten dengan rendahnya perfusi mikrosirkulasi.

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DAN SKA