Ethicaldigest

Pengobatan Lain untuk Uveitis

Uveitis umumnya diobati dengan kortikosteroid atau obat penekana sistim imun. Pada kondisi tertentu, seperti uveitis non infeksi, Intravitreal Triamcinolone Acetonid digunakan. Triamcinolone acetonid intravitreal digunakan pada inflamasi yang muncul akibat penggunaan imunosupresan sistemik. Triamcinolone biasa digunakan pada pasien dengan penyakit Behcet, vaskulitis idiopatik, pars planitis dan panuveitis idiopatik.

Publikasi studi Cano dan Diaz (2006) menyebutkan, potensi triamcinolone intravitreal pada dosis 4 mg/0,1 ml, dikalkulasikan 70 kali lebih tinggi dibandingkan 1000 mg metilprednisolon intravena. Studi lain menyebutkan, triamcinolone acetonid memiliki waktu paruh lebih panjang dan intravitreal klirens lebih lambat, dibandingkan deksametason.

Hsi Kung Kuo dkk. (2005) melakukan studi retrospektif terhadap rekam medis kasus uveitis, yang ditangani dari tahun 1999 sampai 2003 di RS Kaohsiung Chang Gung. Tiga puluh pasien (45 mata) diterapi dengan triamcinolone acetonid 0,5 ml injeksi subtenon, dan 16 pasien (26 mata) di antaranya dimonitor tekanan intraokularnya selama 3 bulan setelah injeksi. Hasilnya menunjukkan bahwa insidens penetrasi okular adalah 1,6% dan mengakibatkan katarak yang progresif sebesar 13,3%. Insidens hipertensi okular (> 21 mmHg) sebesar 76,9%. Insidens glaukoma setelah injeksi adalah 23,1%.

Fluocinolone Acetonid Implant

Fluocinolone acetonid (FA) intravitreal implant diindikasikan untuk beberapa tipe uveitis non infeksi kronis atau refrakter. Kkontraindikasi terhadap penyakit pada kornea akibat virus dan konjungtiva, infeksi mikobakteri dan infeksi fungi pada struktur okular. “FA implant non biodegradable ini didesain dapat melepaskan obatnya selama 3 tahun,” tutur dr. Soedarman. 

Jaffe (2006) melaporkan, pada studi prospektif, dosis random terkontrol, 278 pasien diacak untuk menerima 0,59 mg (110 pasien) atau 2,1 mg (168 pasien) FA implant. Secara statistik, tidak ada perbedaan bermakna terhadap parameter studi baik pada dosis 0,59 mg atau 2,1 mg.  Namun, implant dosis kecil menunjukkan efek samping yang lebih sedikit.

Setelah 34 minggu dilakukan follow up. Implant menurunkan rekurensi episode uveitis sampai 6,1% dan menurunkan kebutuhan terapi kortikoid sistemik dan injeksi kortikoid subtenon. Hasilnya juga menunjukkan perbaikan ketajaman visual pada 87% mata yang diimplantasi. Namun, studi tersebut menunjukkan lens opacity score meningkat 2 tingkatan pada 19,8% phakic implanted eyes, dan 9,9% membutuhkan operasi katarak.

Kortiksoteroid dalam Tatalaksana Uveitis