Ethicaldigest

Faktor Pemicu GERD pada Pasien ASMA

Diketahui bahwa gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat mencetuskan asma. Sebaliknya, asma juga bisa mencetuskan GERD. Banyak faktor dan kondisi komorbid yang dapat meningkatkan gejala GERD dan/atau mempercepat pemburukan GERD.

Beberapa faktor yang dianggap  mencetuskan GERD pada pasien asma meliputi peningkatan gradient tekanan, sumbatan saluran nafas dan pengobatan asma. Saat terjadinya eksaserbasi asma, kemungkinan terjadi peningkatan tekanan pleural negative, yang meningkatkan tekanan pada diafragma. Ini dapat mengkesampingkan tekanan esofageal bagian bawah, sehingga memicu terjadinya refluks.

Sumbatan jalan nafas juga dapat mencetuskan pasien asma mengalami GERD, dengan merelaksasi sfingkter esofageal bagian bawah. Dalam penelitiannya, Zerbib dan kawan-kawan menunjukkan bahwa sumbatan jalan nafas, secara signifikan meningkatkan jumlah relaksasi sfingter esofageal bagian bawah dan jumlah episode refluks. Jumlah relaksasi sfingkter esofageal bagian bawah, menurun saat sumbatan jalan nafas diperbaiki.

Pengobatan dengan bronkodilator juga dapat menurunkan tekanan esofageal bagian bawah, sehingga mempermudah terjadinya refluks asam lambung. Satu penelitian menunjukkan peningkatan 24% waktu refluks, dan peningkatan tiga kali lipat gejala-gejala pada penggunaan teofilin, dibandingkan baseline. Pasien-pasien dengan kadar teofilin yang subterapeutik tidak mengalami peningkatan signifikan gejala refluks.

Penelitian lainnya yang menguji efek albuterol nebulizer versus plasebo pada relaksasi esofageal bagian bawah, melaporkan bahwa terapi albuterol menurunkan tonus esofageal bagian bawah  dan dapat meningkatkan kemungkinan refluks asam pada sekelompok pasien. Lebih lanjut, kortikosteroid oral terlihat dapat meningkatkan waktu kontak asam esofageal secara signifikan. Meski demikian, Field dan kawan-kawan melaporkan bahwa tidak ada pengobatan asma yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gejala GERD.

MEKANISME ASMA PADA PENDERITA GERD