Ethicaldigest

Efek pengobatan GERD terhadap Asma

Peran pengobatan GERD terhadap kontrol asma masih belum jelas. Pengobatan dengan antirefluks tidak konsisten dalam memperbaiki faal paru, gejala asma, asma malam atau penggunaan obat asma  pada pasien asma, tanpa gejala respirasi terkait refluks. Berbagai penelitian menganjurkan pemberian terapi percobaan selama 2-3 bulan yang mencakup tindakan konservatif, penggunaan obat-obatan antirefluks. Dan, evaluasi terapi apabila ada kecurigaan, refluks gastroesofagus mencetuskan serangan asma.

Pada suatu penelitian, 54% pasien menunjukkan perbaikan gejala asma setelah diberi pengobatan kombinasi antasida dan alginate. Tucci dan kawan-kawan mendapatkan perbaikan gejala asma pada 83% dari 95% anak-anak, yang diobati kombinasi terapi konservatif dan cisapride. Dan, terdapat pengurangan penggunaan obat-obatan asma. Berbagai penelitian yang ada menunjukkan bahwa terapi dengan obat-obatan antirefluks mengurangi gejala asma, mengurangi penggunaan obat-obatan asma, namun mempunyai efek minimal atau bahkan tidak ada pada faal paru.

Rangkuman Field dan Sutherland tentang terapi GERD pada asma menunjukkan, 69% subyek mengalami perbaikan gejala dan pemakaian obat-obatan asma berkurang pada 62% subyek. Nilai arus puncak ekspirasi pagi hari membaik pada 26%, dan tidak ada peningkatan nilai spirometri pada semua penelitian.

Peran proton pump inhibitor

Penghambat pompa proton merupakan obat terbaik, untuk menatalaksana penyakit refluks gastrosofagus. Obat tersebut mampu menurunkan refluks asma lebih dari 80%, dan menyembuhkan esofagitis 80-85% pasien. Dari berbagai penelitian, peran PPI pada pengobatan pasien asma dengan GERD masih belum jelas.

Harding dan kawan-kawan  meneliti 22 pasien asma dengan GERD. Pasien diberi pengobatan omeprazole 20-60mg/hari, secara bertahap selama 3 bulan. Pada penelitian ini ditemukan penurunan gejala asma sebesar 30%, setelah 1 bulan pengobatan, 43% setelah 2 bulan pengobatan, serta 57% setelah 3 bulan pengobatan. Sedangkan penurunan kebutuhan obat asma terjadi pada 17% subyek.

Penelitian Levin dan kawan-kawan dengan menggunakan AQLQ (Asthma Quality of Life Questionnaire), menunjukkan perbaikan bermakna kualitas hidup dan kenaikan nilai APE yang bermakna pasien asma dengan GERD, setelah terapi omeprazole 20 mg selama 8 minggu, dibandingkan plasebo. Sharma di India pada pasien asma dengan GERD menemukan, skor gejala asma harian menurun secara bermakna dan nilai APE mengalami kenaikan, setelah mendapat pengobatan omeprazole 40mg selama 8 minggu.

Penelitian di RS Persahabatan menunjukkan, pemberian omeprazole 40mg selama 2 bulan dapat memberikan perbaikan gejala asma dan menurunkan kebutuhan pelega (bronkodilator inhalasi), lebih baik dibandingkan plasebo. Terjadi penurunan gejala asma sebesar 68,2% dibandingkan keadaan awal setelah 2 bulan pengobatan. Sedangkan kebutuhan pelega berkurang 72,2%, setelah pengobatan 2 bulan.

FAKTOR PEMICU GERD PADA PASIEN ASMA