Ethicaldigest

Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Menurut dr. Kartika, anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik terhadap ibu mau pun janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat, lebih memungkinkan terjadinya partus prematur dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah. Juga, dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO, 40% kematian ibu-ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan.

Menurut Allen (2000), kematian ibu terkait anemia lebih karena perdarahan dan diagnosa yang terlambat, daripada efek dari kondisi prenatal yang anemia. Menurut Hidayat (1994) dan Riswan (2003), di samping pengaruhnya pada kematian, anemia pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan kematian perinatal. Merchan dan Agarwal (1991) dan Riswan (2003) melaporkan, hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi adalah 12-28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal, dan 7-10% angka kematian neonatal.

Menurut dr. Kartika, mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, perlu kiranya perhatian yang cukup. Dengan diagnosa yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat, komplikasi dapat diatasi serta akan mendapat prognosa yang lebih baik.

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi, diperlukan metode pemeriksaan yang akurat dan kriteria diagnosis yang tegas. Para peneliti telah menyetujui bahwa diagnosis anemia defisiensi besi, ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Yaitu pemeriksaan darah dan sumsum tulang. Nasution (1985) dan Riswan (2003) mengutip kriteria WHO untuk memudahkan dan keseragaman diagnosis anemia defisiensi besi.

Thanglela (1994) dan Riswan (2003) menyebutkan bahwa WHO juga menggolongkan hasil pemeriksaan hemoglobin menurut derajat keparahan anemia pada kehamilan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sedikit berbeda dengan WHO. Menurut CDC (1998) kriteria anemia pada kehamilan adalah Hb kurang dari 11 gr/dl untuk trimester I dan III, serta Hb kurang dari 10,5 gr/dl untuk trimester II.

NHANES II dan III (National Health And Nutrition Examination Survey) membuat definisi “defisiensi zat besi” adalah bila didapati 2 dari 3 pemeriksaan laboratorium tidak normal, meliputi (U.S. Centers for Disease Control and Prevention, 2008):

  1. Eritrosit Protoporfirin.
  2. Jenuh Transferin.
  3. Serum Feritin.

Disebut anemia defisiensi besi, bila ditemukan adanya defisiensi besi disertai dengan penurunan kadar haemoglobin darah (anemia).

PERUBAHAN HEMATOLOGIS PADA KEHAMILAN