Ethicaldigest

Suplementasi Probiotik dan Zinc Tingkatkan Sistim Kekebalan Tubuh Anak

Di era sekarang, suplemen makanan banyak digandrungi masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain lebih praktis, suplemen makanan yang di dalamnya mengandung berbagai jenis nutrien yang dibutuhkan tubuh, dirasa cukup dan mampu mengoptimalisasi fungsi fisiologis penting tubuh. Termasuk di dalamnya menjaga sistim kekebalan tubuh.

Kelompok individu yang paling membutuhkan suplemen untuk meningkatkan sistim kekebalan tubuh, adalah anak-anak dan lansia. Juga kelompok dewasa yang mengalami masalah dengan sistim kekebalan tubuh, seperti para penderita HIV/AIDS.

Dalam dunia kedokteran, salah satu hal yang berperan penting dalam meningkatkan sistim kekabalan tubuh adalah kesehatan mikrobiota usus. Menjaga mikrobiota usus yang di dalamnya terdiri dari bakteri alami tubuh, dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Untuk menjaganya dibutuhkan peran probiotik dan zink.

Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup, yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup, akan memberi manfaat untuk kesehatan. Probiotik dengan mudah bisa kita dapatkan secara alami, dari makanan seperti produk susu atau produk kedelai; dalam hal ini tempe.

Sementara zink merupakan komponen penting dari sejumlah enzim, yang memainkan peran dalam percepatan pertumbuhan sel dan diferensiasi jaringan, termasuk dalam sistim kekebalan tubuh dan saluran percernaan. Tubuh yang kekurangan zinc, akan mengalami gangguan sistim kekebalan. Pada anak-anak bahkan akan mengalami gangguan atau tertundanya pertubuhan dan pematangan fungsi seksual.

Dalam sebuah penelitian dengan desain randomized, buta ganda plasebo kontrol yang dilakukan  Ingrid S. Surono dan kawan-kawan selama 90 hari pada kondisi anak sehat, dengan partisipan anak usia 12-24 bulan, dibagi menjadi 4 grup yaitu plasebo, probiotik, zinc dan kombinasi dari probiotik dan zinc.

Suplementasi probiotik, dalam hal ini lactobacillus plantarum diberikan dengan dosis 2.3 x 1010 CfU per hari dan zinc 20 mg/hari. Dilakukan pemeriksaan tinja dan serum darah rutin, untuk mengetahui hasil sebelum dan sesudah suplementasi di laboratorium.

Hasilnya, tidak ada perbedaan pada kelompok perlakuan, baik yang mendapat suplementasi zinc, probiotik maupun kombinasi antara probiotik+zinc, dalam frekwensi buang air besar yakni satu kali sehari. Demikian halnya dengan kejadian abdominal pain, selama diberi suplementasi.

Terdapat perbedaan signifikan dalam hal level SIgA tinja, ditunjukan bahwa pada kelompok yang mendapat suplementasi lactobacillus (p=0,001) dan kombinasi lactobacillus + zinc (p=0,027), dan keduanya lebih tinggi dibanding kelompok placebo. Semakin tinggi level sIgA, semakin tinggi sistim kekebalan tubuh individu.

Konsentrasi serum zinc dari pemeriksaaan darah menunjukkan, setelah pemberian suplementasi selama 90 hari, pada kelompok yang mendapat lactobacillus plantarum dan zinc, secara signifikan lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan suplementasi (p<0.05). Juga lebih tinggi secara bermakna, dibandingkan dengan kelompok placebo. Hal ini menunjukkan adanya efek yang sinergis antara probiotic dan zinc. Atau, bisa juga disebabkan karena integritas usus yang pada gilirannya mengoptimalkan penyerapan zinc. Zinc dibutuhkan oleh beberapa mediator sistim kekebalan tubuh. Dalam tubuh manusia, setidaknya ada 2 – 4 gram zinc. Tetapi, pada pengukuran plasma atau serum darah, konsentrasi zinc yang terukur umumnya antara 12 – 16 mol/L. Meskipun angkanya cukup kecil, secara imunologi hal ini sangat penting dan dibutuhkan. Seperti ditunjukkan oleh Thymulin dalam anonapeptida hormon (Glu-Ala-Lys-Ser-Gln-Gly-Ser-Asn), yang membutuhkan adanya zinc dalam aktivitas biologis.