Ethicaldigest

Sofosbuvir Paten & Generik

Kementrian Kesehatan RI sedang berusaha menyediakan obat hepatitis, C Sofosbuvir, bagi 6.000 pasien terinfeksi virus Hepatitis C di Indonesia. Sofosbuvir yang dikombinasikan dengan Ribavirin diketahui memiliki tingkat efektivitas menyembuhkan penyakit Hepatitis C lebih dari 95%. Sebelumnya, Sofosbuvir telah mendapat ijin  edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, 1 Juli 2016.

Perbedaan harga yang cukup jauh antara sofosbuvir paten dengan generik dari India, menjadi perbincangan banyak pihak. “Kami berharap obat yang akan dibeli oleh pemerintah adalah sofosbuvir generik, karena obat generik ini harganya hanya 0,5% dari harga obat versi paten. Dengan membeli sofosbuvir generik, pemerintah akan mampu membeli obat lebih banyak guna mengobati lebih banyak pasien, dibanding membeli obat versi paten” ujar Aditya Wardhana, Direktur LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC).

Koalisi Obat Murah (KOM) telah melayangkan surat kepada Menteri Kesehatan RI untuk memasukkan sofosbuvir ini dalam Formularium Nasional (Fornas) tambahan 2016, sehingga obat ini bisa ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), untuk membuka akses pengobatan yang lebih luas bagi pengidap Hepatitis C di Indonesia. IAC serta KOM berharap, Kementerian Kesehatan segera merevisi panduan pengobatan Hepatitis C, dengan memasukan sofosbuvir yang dapat menjadi acuan dokter-dokter di Indonesia. Tingginya biaya diagnosa pra-pengobatan yang diperlukan oleh pasien sebelum memulai pengobatan Hepatitis C, juga merupakan tantangan yang harus segera dipecahkan oleh Kementerian Kesehatan. Diagnosa pra-pengobatan mencakup tes jumlah virus dan tipe virus Hepatitis C yang menyerang tubuh pasien (HCV Genotype dan HCV RNA), serta tes untuk mendeteksi tingkat kerusakan hati akibat infeksi virus Hepatitis C (Fibroscan).