Ethicaldigest

Meningitis, Peran Vaksinasi Dalam Pencegahan Penyakit

Meningitis adalah penyakit menular. Neisseria menigitidis (meningokokus) merupakan bakteri kokus gram negatif, yang secara alami hidup  dalam tubuh manusia. Meningokokus menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada orang dewasa dan anak-anak.

Meningitis juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Karena letaknya yang cukup dekat dengan otak dan tulang belakang, meningitis disebut sebagai penyakit serius, yang membutuhkan pertolongan segera. Bila tidak, dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

Dari beberapa kepustakaan diketahui, kebanyakan kasus disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dari darah ke cairan otak. Meningokokus merupakan penyebab utama dari meningitis bakterial – suatu infeksi dari membran (selaput) di sekeliling otak dan tulang belakang – sepsis – infeksi di aliran darah. Ini merupakan penyebab utama dari kematian masa kanak-kanak, dan kecacatan yang dapat dicegah di negara maju dan negara berkembang.

Setidaknya penyakit meningokokus dapat menyebabkan kematian dalam waktu 24-48 jam, setelah timbulnya gejala pertama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih kurang 5-10 persen dari orang-orang yang terkena penyakit meningokokus akan meninggal dunia, bahkan apabila mereka didiagnosis dan telah menerima pengobatan.

Tanpa pengobatan, tingkat kematian penyakit meningokokus adalah 70 – 90 persen. Di antara mereka yang bisa tetap hidup, sebanyak satu dari lima orang akan menderita komplikasi seumur hidup. Seperti kerusakan otak, gangguan belajar, kehilangan pendengaran dan kehilangan anggota badan.

Menurut Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM, dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen IImu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta, meningitis dapat menyebabkan kematian, meski pun pasien telah mendapat perawatan. Dengan demikian, tindakan preventif menjadi upaya terbaik, mengingat penyakit ini dapat menyebar dengan cara sederhana. Yaitu saat seseorang yang terinfeksi berbicara, batuk atau bersin.

Meningitis menjadi semakin berbahaya karena sebagian besar kasus ini menimpa orang yang sehat, tanpa adanya faktor resiko yang teridentifikasi. Tanpa pengobatan, tingkat kematian dari penyakit meningokokus adalah 70 – 90 persen. “Di antara satu dari 5 orang yang bisa tetap hidup, akan menderita komplikasi seumur hidup,” lanjut dr. Iris. Menurut data efikasi, pemberian vaksinasi diketahui dapat membantu memperkecil resiko infeksi sampai sebesar 85%.

Vaksinasi efektif dan aman, serta dapat memberikan perlindungan selama tiga tahun terhadap serangan penyakit meningitis. Saat ini, vaksin diwajibkan bagi jemaah haji. Tanpa imunisasi, dikhawatirkan para jemaah yang tertular meningitis ketika menunaikan ibadah haji, akan membawa pulang kuman meningitis dan menimbulkan wabah meningitis di Indonesia.