Ethicaldigest

Definisi dan Epidemologi MRSA 3

HA-MRSA dan CA-MRSA

Ada dua jenis infeksi MRSA, yaitu Healthcare-associated MRSA (HA-MRSA) dan Community-associated MRSA (CA-MRSA). Infeksi MRSA di masyarakat atau CA-MRSA umumnya berupa infeksi kulit. Sedangkan infeksi MRSA yang lebih berat lebih sering terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit atau HA-MRSA.

Healthcare-associated MRSA (HA-MRSA) oleh centers for disease control and Prevention (CDC) di definisikan sebagai infeksi MRSA yang terdapat pada individu yang pernah dirawat dirumah sakit atau menjalani tindakan operasi dalam 1 tahun terakhir, memiliki alat bantu medis permanen dalam tubuhnya, bertempat tinggal di fasilitas perwatan jangka panjang, atau pada individu yang menjalani dialisis. HA-MRSA secara tipikal dihubungkan dengan seseorang yang memiliki factor risiko perawatan di rumah sakit atau panti, dialysis, mendapatkan terapi antibiotic, atau terpapar oleh alat atau prosedur yang infasif. “HA-MRSA memiliki resistensi yang sangat tinggi dan merupakan penyakit nosokomial yang penting” ujar Prof. Pratiwi.

Faktor risiko yang penting untuk memprediksi HA-MRSA adalah pada pasien dengan luka operasi, ulkus dekubitus, dan kateter intravena yang sebelumnya telah terkolonisasi. Pasien yang dirawat di ICU (intensive care unit) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk timbulnya MRSA dibandingkan dengan pasien yang dirawat di ruangan biasa. Infeksi HA-MRSA terjadi pada orang yang sedang berada atau baru kembali dari rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain. Mereka yang dirawat atau menjalani operasi di rumah sakit dalam satu tahun terakhir akan memiliki risiko lebih tinggi. MRSA merupakan penyebab terbesar terjadinya infeksi stafilokokus di rumah sakit. HA-MRSA memiliki resistensi terhadap lebih banyak antibiotik dibanding CA-MRSA sehingga dianggap lebih berbahaya dibandingkan CA-MRSA.

Pada awal tahun 1990 telah ditemukan MRSA yang didapatkan pada individu yang sebelumnya tidak memiliki faktor risiko yang berhubungan dengan MRSA. Keadaan ini disebut dengan nama Community-associated MRSA (CA-MRSA). Infeksi CA-MRSA dapat terjadi pada orang sehat di luar lingkungan rumah sakit. Misalnya pada atlet yang bertukar peralatan pribadi seperti handuk atau alat cukur, pada anak-anak di tempat penitipan anak, atau tentara.

Menurut Prof. Pratiwi, jika dilihat secara genetic dan fenotipe strain HA-MRSA berbeda dengan strain CA-MRSA. CA-MRSA memiliki komposisi yang lebih kecil, dengan kejadian virulensi yang lebih tinggi dan jarang terjadi multidrug resistant pada antimikroba non β-laktam (tetracycline, trimetoprim-sulfametoksazol, rifampin, clindamycin dan fluoroquinolone.

Menurut Prof. Amin, strain CA-MRSA secara tipikal mengandung eksotoksin yang dinamakan toksin Panton Valentine Leukodin (PVL). Dimana PVL sering terdapat pada pasien yang immunokompeten tanpa adanya faktor risiko yang dapat diidentifikasi. Strain CA-MRSA yang mengandung PVL, memiliki kemapuan untuk menimbulkan kerusakan jaringan dan leukosit yang parah. PVL masuk melalui lubang pada membrane sel kemudian menghasilkan lesi pada permukaan kulit dan didalam mukosa saluran pernafasaan.

Dua komponen dari PVL yakni LukS-PV dan LukF-PV disekresi dari S. aureus sebelum mereka berkumpul pada cekungan berbentuk heptamer dari membrane polymorphonuclear leukocytes (PMN). Peningkatan konsentrasi PVL menyebabkan lisis dari PMN, sedangkan rendahnya konsentrasi PVL kemudian akan mempengaruhi alur apoptosis PMN dengan langsung berikatan pada membrane mitokondrial. Nekrosis jaringan dapat merupakan hasil pelepasan reactive oxygen species (ROS) dari PMN yang lisis. Semantara kemungkinan lainya adalah pelepasan granul dari PMN yang lisis kemudian akan menimbulkan respon inflamasi yang pada akhirnya menimbulkan nekrosis jaringan. PVL tidak dapat menimbulkan nekrotik jaringan secara langsung pada sel epitel.

CA-MRSA dapat dibedakan dari HA-MRSA melalui riwayat penyakitnya. Pada CA-MRSA, diagnosis dibuat saat pasien melakukan rawat jalan atau kultur MRSAnya positif dalam 48 jam setelah perawatan di rumah sakit. Biasanya tidak ada riwayat infeksi atau kolonisasi MRSA sebelumnya. Selain itu, tidak ada riwayat perawatan di rumah sakit, pembedahan, ataupun penggunaan alat-alat kesehatan yang invasif.

Perbedaan biologis antara CA-MRSA dan HA-MRSA

Wabah MRSA yang baru-baru ini ditemukan di masyarakat dikaitkan dengan strain yang memiliki sifat-sifat mikrobiologis dan genetik yang unik jika dibandingkan dengan strain MRSA yang ditemukan di rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa sifat biologi kuman (faktor virulensi) mungkin menyebabkan strain CA-MRSA lebih mudah menyebar atau sering menyebabkan infeksi kulit. Saat ini ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk menggolongkan dan membandingkan sifat biologis dari CA-MRSA dan HA-MRSA. Sedikitnya ada tiga strain S. aureus di Amerika Serikat yang dapat menyebabkan infeksi CA-MRSA.

Resistensi terhadap antibiotik β-laktam pada CA-mRSA maupun HA-MRSA terjadi karena modifikasi protein pengikat penisilin, PBP2a, yang memiliki daya afinitas rendah terhadap methicillin dan β-laktam lainnya. Perbedaannya adalah, HA-MRSA membawa PBP2a di daerah mecA sebagai bagian dari staphylococcal cassette chromosome mec (SCCmec) tipe I, II, atau III. Sementara pada CA-MRSA membawa  SCCmec tipe IV atau V. SCCmec IV dan V berukuran lebih kecil sehingga lebih jarang membawa gen resisten lainnya.

Pada tahun 1974 ditemukan 2% infeksi MRSA di ruang perawatan intensif, dan angka ini meningkat drastis menjadi 64% pada tahun 2004. Diperkirakan ada 126 ribu kasus MRSA yang memerlukan perawatan di rumah sakit setiap tahun. 59% kasus infeksi kulit dan jaringan lunak disebabkan oleh MRSA. Infeksi MRSA yang serius terjadi pada sekitar 94 ribu orang setiap tahun dan berkaitan dengan 19 ribu kematian. Pada infeksi MRSA yang menyebabkan kematian ini, 86% di antaranya adalah kasus HA-MRSA dan 14% sisanya disebabkan oleh CA-MRSA.

Gejala dan tanda

Pada CA-MRSA, yang sering adalah infeksi pada kulit yang mulanya berbentuk pustula atau bula. Lesi ini menyerupai gigitan serangga, berwarna kemerahan, bengkak, disertai nyeri dan timbulnya nanah. Infeksi umumnya terjadi pada lokasi yang terdapat luka robek atau lecet, serta daerah tubuh yang ditutupi rambut, misalnya belakang leher, pangkal paha, bokong, ketiak, dan janggut. Namun tidak jarang juga CA-MRSA dapat menimbulkan infeksi serius seperti pneumonia, osteomyelitis, piomyositis, tromboflebitis sampai sepsis.

Pada HA-MRSA, manifestasinya dapat bervariasi. Infeksi serius dapat menyebabkan sepsis, selulitis, endokarditis, pneumonia, toxic shock syndrome, sampai kematian. Gejalanya bergantung pada manifestasi, dan dapat disertai gejala-gejala umum, seperti demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot, dan sebagainya. Seorang pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dicurigai terinfeksi oleh HA-MRSA jika timbul tanda-tanda sepsis (demam, menggigil, tekanan darah rendah, lemah, dan penurunan kesadaran), meskipun ia sedang dalam pemberian antibiotik. Tanda-tanda infeksi serius atau sepsis pada pasien-pasien immunocompromised di rumah sakit harus dicurigai sebagai infeksi MRSA.

Diagnosis dan pemeriksaan infeksi MRSA

Penularan MRSA yang utama adalah melalui kontak langsung antara orang per orang, biasanya dari tangan orang yang terinfeksi atau terkolonisasi. MRSA juga dapat menyebar melalui pemakian handuk secara bersama-sama, alat-alat mandi, alat olah raga, baju, alat pengobatan, olah raga yang diikuti dengan cara kontak langsung, atau karena adanya wabah yang berasal dari makanan.

Definisi dan Epidemologi MRSA 2