Ethicaldigest

Kenali Tanda dan Terapi Aritmia, Komplikasi Jantung Koroner yang Sering Terabaikan

PJK jika tidak tertangani baik bisa memicu komplikasi yang berakibat fatal, seperti serangan jantung, gagal jantung, nyeri dada (angina pectoris), hingga gangguan irama jantung (aritmia). Aritmia kerap tidak terdeteksi sebagai penyakit jantung, padahal akibatnya bisa fatal, menyebabkan kematian mendadak. Riset New England Medical Journal (2001) menyebutkan, aritmia ventrikel yang dapat berakhir dengan kematian mendadak, 80%-nya berkaitan dengan PJK.

Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), spesialis kardiovaskuler dari RS Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, men­je­las­kan aritmia menyebabkan jan­tung bisa berdenyut terlalu cepat (taki­arit­mia), atau terlalu lambat (bradia­rit­mia). Aritmia terjadi akibat pembentukan dan/atau penjalaran impuls listrik, sehing­ga memunculkan denyut jantung yang tidak beraturan.

“Normalnya jantung berdenyut 50-90 ka­li per menit. Saat jantung berdenyut terla­lu cepat  berdetak hingga 200 kali per menit. Se­mentara bila denyut jantung melambat, bisa berdetak hanya 40 kali per menit,” kata­nya dalam acara Kenali Komplikasi Jan­tung Koroner dan Penanganannya, di Jakarta.

Waspadai pingsan tanpa sebab

Dalam kesempatan yang sama dr. Dicky A. Hanfy, SpJP(K), FIHA, FAsCC, men­jelaskan banyak pasien penyakit jan­tung koroner meninggal mendadak karena arit­mia. “Terutama yang masih muda me­ning­gal mendadak karena penyakit jan­tung, biasanya akibat aritmia,” ujarnya. “Gang­guan irama menyebabkan jantung tidak bisa memompa dengan efektif, sehingga terjadi henti jantung mendadak.”

Aritmia, takiaritmia atau brakiaritmia, berpengaruh terhadap kerja jantung me­mom­pa darah ke seluruh tubuh. Bila jantung berdenyut terlalu lambat, jumlah darah yang mengalir dalam sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal itu menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan kronis, sesak, keliyengan (seperti melayang) sampai pingsan.

“Pingsan terjadi akibat otak tidak cukup mendapat aliran darah,” terang dr. Dicky. “Pingsan walau jarang terjadi, misalnya setahun sekali, tetap harus diperiksa jangan sampai merupakan gejala penyakit yang lebih berat.”

Pingsan wajib diwaspadai sebagai gang­guan jantung, terutama bila terjadi pa­da o-rang tua. Terlebih lagi sebelumnya ada tanda/riwayat berdebar-debar, atau ada riwayat meninggal mendadak dalam keluarga.

Sebaliknya, bila jantung berdenyut ter­lalu cepat maka jantung akan mengala­mi kelelahan dan menimbulkan gejala ber­de­bar. Biasanya disertai perasaan takut ka­rena debaran jantung yang begitu ce­pat. Pada keadaan ekstrim bisa terjadi kega­galan sirkulasi darah, yang dapat menga­ki­batkan kematian.

Terapi aritmia

Aritmia yang terjadi pada orang muda umumnya tidak fatal, namun dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi. Umumnya dokter akan melaku­kan perekaman detak jantung mengguna­kan alat EKG (elektrokardiogram). Atau dengan EKG jangka panjang (memakai alat holter monitoring), yang dipakai tergantung kebutuhan; bisa selama 24 jam, 48 jam atau 72 jam.

Setelah diagnosis ditegakkan, salah satu cara untuk menangi aritmia adalah dengan pemasangan alat Left Atrial Appendage (LAA) Closure. Ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penggumpalan darah di ‘kuping’ jantung (left atrial appendage) pada serambi kiri jantung.

LAA closure hanya dilakukan pada pa­sien yang menderita aritmia jenis fibri­la­si atrium,” kata Prof. Yoga. “Mereka be­risi­ko tinggi mengalami stroke sumbatan.” 

Menurut dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP(K), aritmia bisa ditangani dengan me­to­de ablasi kateter elektronis. Tinda­kan ini me­miliki angka keberhasilan 97%. Selain mem­peringan gejala, juga penyem­bu­han total.

“Ablasi merupakan tindakan medis minimal invasif. Dengan menggunakan kateter elektroda yang dipasang di pembuluh vena/arteri di pangkal paha yang ditujukan ke jantung. Ujung kateter akan menghancurkan sebagian kecil jaringan sistem hantaran listrik yang mengganggu irama di jantung, hingga normal kembali,” papar dr. Sunu.

Alat ini akurat mengidentifikasi sum-ber utama aritmia, secara kasat mata. (jie)