Ethicaldigest

Risiko Infeksi Kontak Lensa Lunak

Pemakaian lensa kontak lunak semakin digemari di masyarakat. Lensa kontak lunak lebih dipilih untuk mengatasi keluhan penglihatan kabur dibanding kacamata, karena beberapa keunggulan. Seperti memberi lapang pandang yang luas dan unggul secara kosmetik. Lensa kontak lunak banyak diproduksi dengan berbagai warna, sehingga dapat digunakan oleh orang dengan gangguan penglihatan, atau mereka dengan penglihatan yang normal.

Penggunaan lensa kontak lunak bukan tanpa efek samping. Infeksi kornea yang mengakibatkan kebutaan, dapat dialami pengguna lensa kontak lunak. Efek ini disebabkan salah satunya karena kurangnya oksigen di kornea. Pemakaian lensa kontak lunak menghalangi sampainya oksigen ke kornea. Deteksi dini kekurangan oksigen menggunakan penanda biomolekular, penting dilakukan.

“Kami menemukan beberapa penanda biologis yang kerap muncul, pada kondisi kekurangan oksigen. Seperti Hypoxia Inducible Factor-1α, Lactate Dehydrogenase (LDH), dan Malate Dehydrogenase (MDH),” kata Dr. dr. Tri Rahayu, Sp.M dalam sidang promosi Dokter Ilmu Kedokteran, yang berlangsung di FK Universitas Indonesia, 10 Januari 2018. Dalam penelitiannya, dr. Tri menganalisis kondisi kekurangan oksigen di kornea dengan ekspresi HIF-1, aktivitas LDH dan MDH pada air mata.

Dapat ditentukan, penanda biomolekular mana yang paling menggambarkan kondisi kekurangan oksigen, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai moda deteksi dini.

Ada dua hal utama yang diteliti, yaitu efek pemakaian lensa kontak lunak terhadap penanda biologis dan keadaan klinis kornea, serta efek penghentian pemakaian lensa kontak lunak terhadap faktor-faktor tersebut.

Dari penelitiannya terungkap, pemakaian lensa kontak lunak dengan daya hantar oksigen yang baik selama 2 bulan tidak menimbulkan keadaan kekurangan oksigen kornea. Namun, pemakaian lensa kontak lunak yang terbuat dari bahan yang daya hantar oksigennya rendah, dalam jangka panjang menyebabkan gangguan berupa perubahan klinis kornea, yang belum membaik dengan penghentian lensa kontak selama 1 bulan.

Penelitiannya juga menemukan bahwa aktivitas enzim LDH dan MDH serta rasio LDH/MDH air mata, tampaknya berkorelasi tinggi dengan perubahan klinis kornea pada pemakaian lensa kontak lunak. Perubahan enzim ini dapat dijadikan sebagai penanda biomolekular keadaan kekurangan oksigen di kornea, pada pemakaian lensa kontak lunak.