Ethicaldigest

Risiko Kardiovaskular pada Wanita Hipertensi

Hipertensi adalah satu faktor risiko penting penyakit kardiovaskular pada wanita. Ada faktor-faktor risiko spesifik pada wanita yang dapat berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular. Preeklamsia diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi di masa depan empat kali lipat, dan meningkatkan risiko penyakit jantung kongestif, dibanding wanita hamil tanpa komplikasi.

Diketahui juga bahwa preeklamsia adalah faktor risiko untuk penyakit ginjal tahap akhir, meski risiko absolutnya rendah. Aspek penting lainnya dari hiperensi pada kehamilan, adalah meningkatnya risiko memiliki bayi dengan berat lahir rendah. Karena berat lahir rendah adalah faktor risko penyakit jantung kongestif, hipertensi pada kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan generasi yang akan datang.

Lebih lanjut, penyakit otoimun seperti systemic lupus erythematosus dan rheumatoid arthritis, juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Viskositas darah keseluruhan erat kaitannya dengan tekanan darah dan hipertrofi ventikular kiri, dan dianggap sebagai suatu determinan risiko kardiovaskular.

Viskositas darah lebih rendah pada wanita, sebelum atau sesudah menopause, daripada pada pria. Aktifasi sistim saraf simpatetik pada saat stress, dapat meningkatkan viskositas darah secara berbeda pada pria dan wanita. Saat stress, fungsi platelet terpengaruh pada pria dengan hipertensi, tapi tidak pada wanita hipertensi.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa fungsi sistolik dan diastolic ventrikular kiri, bergantung pada jenis kelamin. Bagaimana jenis kelamin dapat mempengaruhi adaptasi jantung terhadap overload tekanan kronis, belum sepenuhnya diketahui. Tapi, peningkatan respon hipertrofik terhadap overload tekanan kronis, dihubungkan dengan ejeksi fraksi LV yang lebih tinggi pada wanita, dibanding pada pria.

Suatu percobaan pada tikus mengindikasikan, hipertrofi miokardial terkait dengan estrogen. Tetapi, kadar testosteron tidak mengubah respon hipertrofik. Dalam satu penelitian oleh Gerdts dan rekan, wanita memiliki fungsi LV yang lebih baik. Obesitas, terutama pada wanita, dapat meningkatkan efek hipertensi pada LVH. Penjelasan lain mungkin adanya perbedaaan pertumbuhan LV dari tahun pertama kehidupan sampai remaja. Karenanya, hipertrofi jantung relative pada pria dapat berkontribusi pada penurunan hypertrophic reserve, dan menyebabkan penurunan kemampuan untuk menurunkan stess dinding, dan menurunnya kapasitas untuk mempertahankan fungsi sistolik normal.

Microalbuminuria adalah penanda risiko kardiovaskular dan ginjal. Selain itu, menjadi penanda kerusakan organ target pada hipertesi esensial. Ekskresi albumin berhubungan dengan tingkat tekanan darah, meski masih dalam kisaran normoalbuminuria.  Dalam suatu penelitian berbasis populasi berskala besar yang dilakukan Romundstad dan kawan-kawan, hubungan antara mikroalbuminuria dan kematian akibat berbagai sebab terlihat lebih kuat, pada pria yang diobati dibanding wanita.

Ini penelitian pertama yang menunjukkan hubungan yang lebih kuat antara mikroalbuminuria, suatu penanda fungsi endotel, dan mortalitas total pada pria hipertensi daripada wanita hipertensi. Temuan ini juga menunjukkan bahwa wanita hipertensi dapat menoleransi mikroalbuminuria lebih baik dari pria.

TERAPI HIPERTENSI PADA WANITA