Ethicaldigest

Hiperglikemia, Faktor Risiko Kardiovaskuler

Sebagaimana diperlihatkan dalam Multiple Risk Factor Intervention Trial, diabetes dihubungkan mortalitas kardiovaskular dengan odd ratio 2-4, dibandingkan pasien non diabetes. Hasil-hasil ini kemudian terkonfirmasikan dalam penelitian European Prospective Investigation of Cancer and Nutrition (EPIC Norfolk), dan satu meta analisa bernama Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC).

Bukti-bukti ilmiah yang ada saat ini, berasal dari penelitian berbasis populasi pasien diabetes tipe 1 dan 2. Bukti-bukti ini dengan jelas menunjukkan bahwa hiperglikemia adalah faktor kunci, tidak hanya untuk penyakit terkait diabetes, tetapi juga penyakit kardiovaskular dan kematian akibat berbagai sebab.

Patofisiologis Hiperglikemia

Sebagaimana terlihat dalam berbagai penelitian prospektif, efek buruk disglikemia (hiperglikemia puasa dan setelah makan) sudah mulai terjadi sebelum diabetes terdiagnosa. Dalam penelitian Glucose Tolerance in Acute Myocardial Infarction, yang melibatkan pasien dengan sindrom koroner akut, toleransi glukosa yang tidak normal adalah prediktor independen paling kuat untuk terjadinya komplikasi dan kematian kardiovaskular.

Dalam Asian Pacific Study, glukosa plasma puasa diketahui suatu prediktor independen kejadian kardiovaksular. Namun, penelitian oleh Monnier dan kawan-kawan memperlihatkan bahwa fluktuasi kadar gula darah yang diukur sebagai ekskursi gula darah rata-rata, berhubungan erat dengan timbulnya stress oksidatif. Sementara kadar glikemik rata-rata tidak. Pada tahun 1999, penelitian Risk Factors in IGT for Atherosclerosis and Diabetes menunjukkan, parameter variabilitas glikemia lebih berhubungan dengan ketebalan intima media dari pada A1c.

Saat ini, ada data konsisten dari penelitian patofisiologis bahwa fluktuasi glukosa merupakan faktor risiko vaskular. Fluktuasi glukosa dan hiperglikemia, adalah pemicu respon peradangan melalui peningkatan produksi superoksida di mitokondria dan stress reticulum endoplasmic. Respon peradangan yang diinduksi oleh satu episode hiperglikemia jangka pendek, dapat berlangsung selama beberapa hari.

Inflamasi menyebabkan resistensi insulin dan disfungsi sel beta, yang lebih lanjut memperburuk hiperglikemia. Jalur molekuler yang mengintegrasikan hiperglikemia, stress oksidatif dan komplikasi vaskular diabetic, dapat dengan jelas terlihat dalam patogenesis disfungsi endotel. Berdasarkan hipotesa respon terhadap injuri, disfungsi endotel adalah langkah awal dari proses aterogenesis.

Hasil penyelidikan molekuler ini telah dikonfirmasikan oleh penelitian-penelitian pada pasien. Hiperglikemia akut secara cepat menekan vasodilatasi dependen endothelium, dan menurunkan perfusi miokardial. Karena itu, efek langsung glukotoksisitas, stress oksidatif dan inflamasi grade rendah bekerja dalam lingkaran ‘setan’ yang mengganggu sensitifitas insulin, mempercepat dan meningkatkan penurunan sel beta, mengganggu fungsi endotel, dan menyebabkan penyakit mikro dan malkrovaskular.