Ethicaldigest

Mekanisme Asma pada penderita GERD

Menurut artikel dr. Kristi M. Isacc, ada beberapa mekanisme bagaimana asma dapat diinduksi oleh GERD. Antara lain adalah refleks yang dimediasi vagal, reaktivitas bronkial yang meningkat, mikroaspirasi dan modifikasi sistim kekebalan.

Refleks vagal

Esofagus dan pohon bronkus merupakan dua organ yang terbentuk dari bagian yang sama, saat masih dalam bentuk embrio. Keduanya dipersarafi oleh saraf vagal. Karenanya, asam di esofagus dapat menstimulasi reseptor esofageal, memicu refleks yang dimediasi oleh saraf vagal. Berbagai penelitian menunjukkan, mekanisme refleks yang dimediasi saraf vagal penting untuk terjadinya bronkokonstriksi yang diinduksi GERD.

Penelitian Mansfield dan Stein menunjukkan bahwa pasien dengan refluks, mengalami peningkatan resistensi aliran nafas sebesar 10%. Sementara itu, dalam penelitian Wright dan kawan-kawan, yang mengukur aliran udara dan saturasi oksigen arterial sebelum dan setelah pemberian infuse asam esofageal pada 136 pasien, menunjukkan adanya penurunan signifikan aliran udara dan saturasi oksigen arterial, setelah pemberian asam esofageal.

Reaktifitas bronkial yang meningkat

Beberapa data memperlihatkan, paparan terhadap asam esofageal dapat meningkatkan aktivitas bronkus terhadap stimulus lainnya. Herve dan kawan-kawan melaporkan efek asam esofageal pada aliran ekspratori, menggunakan uji metakolin. Ketika asam esofageal diinfuskan, jumlah total metakolin yang dibutuhkan untuk menurunkan volum ekspiratori yang dipaksakan dalam satu detik (FEV1), menurun 20%. Secara signifikan, ini lebih rendah dari orang yang diberi larutan normal.

Mikroaspirasi

Mikroaspirasi asam lambung ke dalam laring dan saluran nafas bagian atas, dapat menyebabkan terstimulasinya saluran nafas bagian atas dan meningkatkan resistensi saluran nafas. Studi oleh Jack dan kawan-kawan menunjukkan, mikroaspirasi asam lambung ke aluran nafas bagian atas dapat memicu gejala asma pada pasien dengan asma.

Lewat penelitian pada binatang, Tuchman dan kawan-kawan menemukan suatu peningkatan signifikan respon saat asam diberikan secara langsung ke dalam trakea, dibanding jika diberikan ke esofagus. Meski pun mikroaspirasi dapat menjadi suatu pemicu reaktivitas bronkus, penelitian lain menunjukkan bahwa mikroaspirasi tidak berperan penting pada asma yang diinduksi GERD.

Modifikasi sistim kekebalan

Suatu penelitian yang dilakukan Universitas Duke menunjukkan, GERD dapat mengubah respon sistim kekebalan terhadap alergen. Hal ini lebih lanjut memperkuat hubungan antara GERD dan  asma. Para peneliti membandingkan respon sistim kekebalan terhadap alergen pada tikus dengan asam lambung di paru-paru, dengan respon pada tikus normal.

Hasil-hasil menunjukkan bahwa tikus-tikus dengan GERD menunjukkan respon serupa dengan pasien asma, yaitu melepaskan sel T helper tipe 2. Respon pada kelompok tikus normal yang dibandingkan lebih seimbang, melepaskan sel T helper tipe 1 dan 2. Penelitian ini menunjukkan bahwa mikroaspirasi menyebabkan sistim kekebalan menghasilkan respon menyerupai asma.

ASMA KARENA GERD