Ethicaldigest

Urine Bantu Pengobatan Hipertensi

Selama lebih dari 40 tahun, para peneliti mencurigai kemungkinan adanya hormon alamiah yang dapat secara aman mengeluarkan sodium dari tubuh, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pengobatan yang lebih efektif dan aman untuk tekanan darah tinggi atau hipertensi. Saat ini, obat penurun kadar sodium memiliki efek samping cukup serius, karena dapat mengurangi tingkat potassium.

Para peneliti di Cornell dan Boyce Thompson Institute untuk Plant Research (BTI)  menggunakan teknologi baru dan mengidentifikasi sebuah hormon dari urine manusia (xanthurenic-acid derivative), yang terlihat dapat melakukan tugas ini. Temuan ini membuka pintu perkembangan pengobatan, untuk mengontrol tingkat sodium dan mengobati hipertensi.

Frank Schroeder, asisten peneliti di BTI, dan penulis beberapa jurnal ilmiah serta menerbitkan beberapa isu terhangat pada Proceedings of the National Academy of Sciences, mengembangkan teknik baru dalam menganalisa gabungan kompleks dari molekul-molekul yang sangat kecil, yang mungkin pada akhirnya dapat mengidentifikasi hormon tersebut.

Para peneliti tahu bahwa steroid manusia, yang disebut aldosterone, mengaktivasi ginjal untuk mengabsorbsi kembali sodium dan mengeluarkan potassium. Dicurigai, ada hormon lain yang membuat ginjal bekerja sebaliknya; mengeluarkan sodium dan menyerap kembali potassium.

Banyak ahli mencoba menemukan hormon pada urine manusia. Urine sendiri mengandung ratusan molekul yang bercampur, sedangkan molekul yang diinginkan tidak dapat diisolasi. Mungkin karena hormon yang dicurigai terpecah dengan mudah, saat terjadi analisis kimia tradisional.

Pada 2003, perusahaan Naturon Corp menghubungi Schroeder, kemudian dilakukan penelitian di Cornell dan Harvard Medical School. Schroeder mengembangkan pendekatan yang didasari pada hasil pemeriksaan spektroskopi nuclear magnetic resonance (NMR), pada urin yang dipurifikasi. Secara sederhana, spektroskopi NMR, merupakan alat paling canggih, yang digunakan untuk menentukan struktuk senyawa yang belum diketahui. Ini digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa yang telah mengalami purifikasi.

Pendekatan Schroeder membuat NMR dapat mengidentifikasi senyawa-senyawa tersebut, tanpa memisahkannya. Terlihat tiga senyawa baru, masing-masing disintesa dan disuntikkan kepada tikus dan kemudian urine tikus tersebut dipantau.

Dua dari senyawa-senyawa yang telah diidentifikasi, turunan dari metabolik xanthurenic-acid pada umumnya, meningkatkan level sodium pada urine tikus tapi menjaga level potassium konstan. Schroeder menyebutkan, aldosterone (yang bekerja berlawanan) adalah hormon steroid, molekul yang baru ditemukan ini secara struktur lebih menyerupai amino acid-derived neurotransmitters seperti dopamine dan serotonin. Karena itu, dapat memiliki peran lain dalam tubuh.

“Sekarang, kita ingin tahu fungsi lain dari senyawa ini, apakah dapat secara langsung mempengaruhi tekanan darah,” jelas Schroeder.