Ethicaldigest

Pengobatan Bell’s Palsy, Manfaat Kortiksoteroid dan Antiviral

Pengobatan bell’s palsy bergantung pada pemberian kortikosteroid dan antiviral. Kortikosteroid bekerja dengan menekan inflamasi dan respon sistim kekebalan alami tubuh yang ditemukan pada saraf fasial, penyebab paralisis fasial.

Data paling baru berkenaan dengan efektifitas kortikosteroid oral, berasal dari tinjauan Cochrain tahun 2010, yang menyimpulkan bahwa penelitian acak terkontrol menunjukkan outcome positif signifikan dari terapi kortikosteroid pada pasien dengan Bell’s palsy. Selain itu, penelitian-penelitian yang dievaluasi dalam tinjauan Cochrane tidak menunjukkan adanya efek samping serius, dari pengobatan kortikosteroid. Karenanya penggunaan kortikosteroid jadi lebih menguntungkan.

Dosis pemberiannya bervariasi dalam berbagai penelitian. Meski demikian, prednisone 1 mg/kg secara oral satu kali sehari selama 7-14 hari dianjurkan (≤80 mg). Dosis ini bisa diturunkan perlahan di minggu kedua terapi, jika pengobatan mencapai 14 hari. Karena Bell’s palsy tidak secara tipikal terjadi pada anak-anak, anjuran dosis pemberian tidak diketahui. Satu penelitian menganjurkan dosis 2 mg/kg perhari selama 7 – 10 hari.

Antiviral

Karena virus penyebabnya kemungkinan adalah HSV-1, antiviral seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir secara teori seharusnya bisa bermanfaat. Antiviral bekerja dengan menghambat polymerase DNA virus, yang pada akhirnya dapat menghambat sintesis DNA virus.

Tinjauan Cochrane menyebutkan, penggunaan obat-obatan ini sebagai monoterapi tidak dianjurkan, berdasarkan tinjauan Cochrane. Dalam tinjauannya disebutkan, “Bukti dengan kualitas tinggi dari penelitian-penelitain acak terkontrol penggunaan antiviral herpes simpleks untuk pengobatan Bell’s palsy, tidak menunjukkan manfaat signifikan dari antiviral dibanding plasebo.”

Rekomendasi praktik yang dikeluarkan oleh AAN, tidak menganjurkan penggunaan antiviral sebagai monoterapi. Meski demikian, menurut penelitian terkini, antiviral yang diberikan secara bersamaan dengan kortikosteroid bisa sangat bermanfaat.

Dosis anjuran untuk acyclovir pada anak-anak usia >2 tahun adalah 80 mg/kg, yang terbagi menjadi 4 dosis selama 5 hari (maximum 3,200 mg perhari). Untuk valacyclovir, dosis anjuran untuk anak-anak usia >12 tahun adalah 1 gram perhari, yang dibagi menjadi 3x sehari selama 7 hari.

Terapi kombinasi

Penggunaan bersama antara antiviral dan kortikosteroid sangat kontroversial di masa lalu, karena adanya bukti yang saling bertentangan. Dua jenis antiviral yang paling sering dipelajari, adalah acyclovir dan valacyclovir.

Menurut guideline dari AAN, “Pengobatan yang diberikan sejak dini dengan acyclovir, yang dikombinasikan dengan prednisone, sangat dianjurkan karena efektif untuk memperbaiki outcome fungsional fasial.” (Rekomendasi level C). Tinjauan Cochrane melaporkan bahwa dibandingkan dengan plasebo, ada manfaat lebih dari kombinasi antiviral dan kortikosteroid.

Thaera dan rekan-rekan menyatakan bahwa obat antiviral plus kortikosteroid, mungkin memiliki manfaat sinergis pada rekoveri, dengan memiliki efektifitas melebihi kortikosteroid yang diberikan secara monoterapi. Karenanya, pasien yang datang dalam waktu 3 hari setelah onset harus mendapat terapi kombinasi, kecuali ada kontraindikasi.

BELL’S PALSY, 85% BISA SEMBUH