Ethicaldigest

Rekomendasi Baru ESC dan EAS

Menurunkan kolesterol LDL serendah mungkin, menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung. ESC dan EAS mengeluarkan guideline baru.

Kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) harus diturunkan serendah mungkin untuk mencegah penyakit kardiovaskuler, terutama pada pasien berisiko tinggi dan sangat tinggi. Ini pesan utama guideline tatalaksana dislipidemia oleh European Society of Cardiology (ESC) dan European Atherosclerosis Society (EAS), yang diterbitkan secara online 31 Agustus 2019 di European Heart Journal, dan di situs ESC.

Penyakit kardiovaskular (CVD) me­nye­babkan lebih 4 juta kematian di Eropa setahun. Guideline memberi rekomendasi ten­tang cara memodifikasi kadar lipid plasma, melalui gaya hidup dan pengo­bat­­an untuk mengurangi risiko aterosklerosis.

Tidak ada nilai batas bawah kolesterol LDL yang dianggap aman. Pedoman ini bertujuan untuk memastikan, obat (statin, ezetimibe, penghambat PCSK9) digunakan seefektif mungkin, untuk menurunkan kadar kolesterol LDL pada mereka yang paling berisiko. Guideline merekomenda­sikan penurunan kolesterol LDL hingga men­capai target, dan pengurangan risiko relatif minimal 50%.

“Ini untuk memastikan, pasien berisiko tinggi atau sangat tinggi mendapat terapi pe­nu­run kolesterol LDL intensif, terlepas nilai baseline kolesterolnya,” kata Prof. Al­be­rico L. Catapano, Ketua Satuan Tugas guide­line dan profesor farmakologi di De­par­­temen Farmakologi dan Ilmu Bio­mole­kuler, Universitas Milan, Itali. “Pasien yang sudah mendekati target dengan peng­obat­an, akan ditawari pengobatan tambah­an yang dapat mengurangi risiko tambahan minimal 50%.”

“Statin ditoleransi dengan sangat baik. Intoleransi statin jarang terjadi. Se­ba­gian be­sar pasien dapat menggunakan rejimen sta­tin,” kata Profesor François Mach, Ketua Sa­tuan Tugas guideline dan kepala Depar­te­men Kardiologi, Rumah Sakit Universitas Je­newa, Swiss. “Statin memiliki sedikit dari­pada bahayanya, bahkan pada mereka yang berisiko rendah mengalami aterosklerosis.”

Statin tidak dianjurkan pada wanita pre-menopause, yang sedang hamil atau tidak menggunakan kontrasepsi yang memadai. “Obat-obatan ini tidak terbukti menyebabkan malformasi janin, ketika digunakan secara tidak sengaja pada trimester pertama kehamilan. Namun, wanita yang membutuhkan statin harus meng­hin­darinya saat hamil, karena belum ada penelitian formal yang menjawab perta­nya­an ini,” kata Prof. Catapano.

Bukti-bukti ilmiah efektivitas statin sa­ngat sedikit yang dilakukan pada pasien berusia >75 tahun, meski manfaat pembe­ri­an obat ini konsisten pada kelompok pa­sien tersebut. Guideline ini merekomen­da­sikan untuk mempertimbangkan tingkat risiko, kolesterol LDL awal, status kese­hatan dan risiko interaksi obat, ketika me­mutuskan apakah statin sesuai untuk mereka yang berusia 75 atau lebih.

Terdapat revisi kategori stratifikasi risiko, sehingga pasien dengan ateroskle­ro­tik, diabetes dengan kerusakan organ tar­get, hiperkolesterolemia familial dan pe­nyakit ginjal kronis yang parah, dikate­go­rikan sebagai kelompok risiko sangat ting­gi (sehingga akan diberi terapi penu­run LDL intensif). Target pengobatan un­tuk pasien dalam kategori risiko tertentu tidak melihat, apakah pasien mengalami serangan jantung atau stroke.

Bukti-bukti baru sejak keluarnya guide­line 2016 menunjukkan, peningkat­an Lp (a) adalah penyebab aterosklerosis. Pasien dengan kadar Lp yang tinggi (a) dapat memiliki risiko serangan jantung atau stroke seumur hidup, serupa dengan mereka yang mengalami hiperkolestero­le­mia familial. Lp (a) sebagian besar diten­tukan oleh faktor genetika, maka guideline merekomendasikan untuk mengukur Lp (a) setidaknya satu kali saat dewasa. “Pengukuran dilakukan saat usia 40 ta­hun, untuk mengidentifikasi risiko sebe­lum mereka mengalami serangan jantung atau stroke,” kata Prof. Baigent.

Revisi dibuat untuk kategori stratifika­si risiko, sehingga pasien dengan CVD ate­rosklerotik, diabetes dengan kerusakan organ target, hiperkolesterolemia keluar­ga, dan penyakit ginjal kronis yang parah, masuk kategori berisiko sangat tinggi. Me­reka bisa diberi terapi penurun LDL in­tensif. Penentuan target pengobatan untuk pasien dalam kategori risiko ter­tentu, terlepas apakah pasien mengalami serangan jantung atau stroke.

Suplemen minyak ikan (terutama icosapent ethyl) direkomendasikan, kom­bi­nasi dengan statin, untuk pasien de­ngan hipertrigliseridemia. Pada pasien ini, suplemen mengurangi risiko kejadian ate­ros­­klerotik, termasuk serangan jantung dan stroke, sampai 25%. Guideline ini me­nganjurkan pengobatan seumur hidup un­tuk risiko kardiovaskular. Berarti, orang da­ri segala usia dan tingkat risiko harus di­do­rong untuk mengadopsi dan mem­per­tahankan gaya hidup sehat.