Temulawak memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Kandungan kurkuminoid memiliki efek protektif terhadap hati.
Temulawak sudah ratusan tahun digunakan masyarakat Indonesia untuk bumbu masak. Umbi temulawak punya efek melindungi hati dari kerusakan. Karena itu, permintaan temulawak meningkat di luar negeri. Sekitar 10 tahun lalu, permintaan temulawak mencapai 30.000 ton/tahun, dengan harga US$ 300/ton. Indonesia baru bisa menyuplai 10 persennya.
Temulawak memiliki beberapa efek farmakologi, antara lain hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laksatif (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.
Temulawak juga terbukti dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT, mengurangi kejadian fibrosis hati sehingga mencegah berlanjut ke sirosis hati. Pada penderita hepatitis akut, temulawak dapat meningkatkan nafsu makan, mengurangi perut kembung, menghilangkan demam dan pegal linu.
Penelitian menunjukkan, manfaat temulawak terutama disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia utama, yaitu senyawa berwarna kuning golongan kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid rimpang temulawak adalah zat yang terdiri dari campuran komponen senyawa yang bernama kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksi kurkumin.
Kurkuminoid berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri, mencegah terjadinya perlemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya.
Manfaat dari bahan herbal ini telah banyak dipublikasikan di jurnal ilmiah. Efek hepatoprotektif curcumin bersifat antioksidan terhadap agen hepatotoksit, seperti tetrachloride (CCI4), galaktosamin dan aflatoxin. Efek curcumin dapat menekan pengaruh stres oksidatif pada hati, menekan pembentukan sitokin proinflamasi, serta menghambat aktivasi HSC yang dipicu berbagai sitokin dan kemokin proinflamasi.
Memperhatikan potensi khasiatnya, temulawak banyak dikembangkan dan diproduksi oleh industri jamu maupun perusahaan farmasi untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan serta pengobatan penyakit. Untuk meningkatkan kesehatan, temulawak dapat dipakai sebagai tonikum dan penambah nafsu makan.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, dr. Irsan Hasan, Sp.PD-KGEH mengatakan, “Temulawak bisa memproteksi organ hati, sehingga baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.” Namun temulawak tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit, misalnya penyakit peradangan hati (hepatitis). ”Untuk mengatasi hepatitis yang disebabkan virus, virusnya yang harus dihilangkan. Temulawak hanya memberikan efek proteksi,” ujarnya.
Meski begitu, konsumsi temulawak bagi pasien hepatitis tetap memberikan manfaat. Karena efek proteksi yang dimilikinya, temulawak bisa membantu memperlambat bahkan menghentikan proses perkembangan penyakit hepatitis. “Perkembangan penyakit bisa dihambat namun virus hepatitis tetap ada jika tidak diobati,” ujar konsultan gastroentero hepatologi ini.
Hepatitis adalah istilah umum untuk satu penyakit, yang merujuk pada peradangan di hati. Umumnya, hepatitis disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B dan C. Penyebab lainnya adalah alkohol, penyakit autoimun, zat racun atau obat-obatan tertentu. Hepatitis yang tidak tertangani dapat menyebabkan fibrosis, sirosis dan akhirnya menjadi kanker hati.
Hingga kini belum ada terapi yang bisa menyembuhkan hepatitis. Kalaupun ada, harganya mencapai jutaan rupiah dan memiliki efek samping. Jika zat kurkumin pada temulawak secara uji klinis terbukti bisa mengobati hepatitis, berarti berita bagus bagi penderita hepatitis.
Image by sarahisaghost from Pixabay