Ethicaldigest

Viskosuplementasi pada Osteoartritis, Perdebatan di Kalangan Kedokteran

Viskosuplementasi pada osteoartritis (OA) masih menjadi perdebatan di kalangan kedokteran. Sudah banyak dikembangkan modalitas pengobatan OA, yang tujuan mengatasi nyeri. Salah satu modalitas pengobatan OA  yang telah lama dikenal adalah viskosuplementasi, yaitu tindakan pemberian asam hyaluronat atau hyaluronan ke dalam sendi.

Seperti disampaikan dr. RM Suryo Anggroro KW pada Temu Ilmiah Reumatologi 2016, hyaluronan adalah suatu polisakarida rantai panjang, yang terdiri dari 5000 disakarida N-acetyl-D-glucosamine dan asam beta glukoronat berulang. Setiap unit hyaluronan memiliki panjang sekitar 2,5 mikro meter dan berviskositas tinggi. Dalam rongga sendi, hyaluronan mengalami turnover setiap 12 jam.

Berat molekul hyaluronan normal adalah 6-7 juta Dalton. Hyaluronan diproduksi oleh kondrosit dan sinoviosit tipe B dan disekresikan ke ruang sendi. Di rawan sendi, hyaluronan banyak terdapat pada zona perisekuler di sekitar kondrosit dan berperan pula untuk membentuk ikatan dengan proteoglikan.

Molekul hyaluronan berbentuk steroid berukuran besar bila mengalami hidrasi sempurna. Sehingga, memberikan kemampuan viskoelastis dan reologi,” terang dr. Suryo. Fungsi hyaluronan dalam cairan sendi bersifat mekanik dan metabolik. Fungsi mekanisnya adalah melumasi sendi. Sehingga, mengurangi beban pada tulang rawan sendi. Selain itu juga memiliki fungsi sebagai peredam benturan pada gerakan cepat.

Terapi hyaluronan bekerja melalui beberapa mekanisme. Waktu paruh hyaluronan dalam sendi berkisar antara 24 jam hingga 2 minggu, dengan masa bertahan dalam sendi paling lama sekitar 30 hari. Setelah itu, hyaluronan tidak ada lagi dalam sendi dan tidak bisa memberikan properti biomekanik. Karenanya, manfaat hyaluronan pada sendi diduga melalui jalur lain, selain properti biomekanik.

Adanya hyaluronan dalam ruang sendi mencegah masuknya sel dan protein plasma yang besar, serta memfasilitasi pertukaran zat terlarut antara rawan sendi dan kapiler sinovium. Hyaluronan juga berperan membentuk zona periseluler dan berinteraksi dengan mediator, serta dapat memodulasi proliferasi, migrasi dan ekspresi gen dari berbagai sel.

Peran viskosuplemen dalam tatalaksana OA

“Secara konseptual dan berdasarkan efek in vivo, hyaluronan sangat potensial dalam pengobatan OA,” ujar dr. Suryo. “Namun, data dari berbagai penelitian mengenai manfaat dari hyaluronan dalam tatalaksana OA masih bervariasi, dan terapi hyaluronan masih kontroversial hingga saat ini.” 

Ada beberapa tinjauan sistematis dan meta analisa manfaat viskosuplementasi pada OA lutut, dengan hasil bervariasi. Tinjauan pertama mengenai viskosuplementasi untuk OA lutut, dilakukan oleh Maheu dan kawan-kawan tahun 2002. Tinjauan terhadap 24 penelitian klinis memperlihatkan bahwa hyaluronan mengurangi nyeri dan memperbaiki status fungsional pasien, meski efeknya baru timbul 3-4 minggu pasca tindakan. Dalam tinjauan tersebut dinyatakan bahwa efeknya bisa bertahan 6 bulan atau 1 tahun pasca tindakan.

Selanjutnya, Lo dan kawan-awan tahun 2013 membuat meta analisa terhadap 22 penelitian klinis hyaluronan. Penelitian tesebut menunjukkan adanya heterogenitas yang besar  antara penelitian dan terdeteksi adanya bias publikasi. Pada meta analisa ini didapatkan adanya pooled effect size sebesar 0,32 (95% Cl 0,17-0,47), yang menunjukkan efek signifikan tetapi kecil dari viskosuplementasi  dibanding placebo.

Dalam publikasnya, Aggrawal dan Sempowski  menyatakan bahwa manfaat hyaluronan terjadi pada minggu ke 12 dan efeknya bertahan bertahan lebih lama dibanding steroid. Berikutnya, Arrich dan kawan-kawan tahun 2005 membuat meta analisa terhadap 22 penelitian klinis. Hasil menunjukkan, terdapat perbaikan nyeri akibat pemberian hyaluronan, tapi tidak mencapai perbedaan yang signifikan secara klinis, dengan sedikit peningkatan efek samping.

Tinjauan Cochrane tahun 2006 memberi hasil yang baik, dimana visko suplementasi memperbaikii nyeri dan fungsi sendi. Menurut penilaian pasien, manfaat terutama didapatkan pada minggu ke 5-13 pasca tindakan.

Dalam 5 tahun terakhir, kembali muncul beberapa meta analisa dengan hasil yang masih bervariasi. Pada tahun 2012 penelitian meta analisa oleh Colen dan kawan-kawan terhadap 74 penelitian klinis menunjukkan, hyaluronan menurunkan nyeri sebesar 40-50% dari baseline. Tapi, bila hasil tersebut dibandingkan dengan perbaikan nyeri karena penggunaan placebo, yang sebesar 30% dari baseline, perubahannya menjadi tidak terlalu besar.

Penelitian oleh Rutjes dan kawan-kawan tahun 2012 terhadap 98 penelitian klinis memberi kesimpulan bahwa terdapat efek yang kecil dan secara klinis tidak relevan, disertai peningkatan efek samping akibat pemberian hyaluronan.

Pada tahun 2013 penelitian klinis oleh Bannuru dan kawan-kawan menunjukkan, terdapat perbedaan antara hyaluronan dengan penggunaan obat anti inflamasi non steroid pada minggu keempat dan ke 12. Meta analisa lain oleh Miller dan Block dan kawan-kawan tahun 2013 memberi hasil yang baik. Yaitu bahwa Hyaluronan lebih efektif mengurangi nyeri dibanding kelompok kontrol menggunakan salin, dengan efek samping yang sama pada kedua terapi.

Penelitian meta analisa oleh Wang dan He tahun 2015, membandingkan hyaluronan dengan steroid intraartikukler, yang menunjukkan bahwa kedua modalitas tersebut sama efektifnya pada bulan pertama. Namun, setelah bulan ketiga, hyaluronan lebih efektif dengan efek samping yang tidak berbeda.

Penelitian oleh Richette dan kawan-kawan tahun 2015 berupa meta analisa, yang menginklusi penelitian-penelitian dengan risiko bias rendah menunjukkan, hyaluronan menurunkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi. Penelitian tersebut menunjukkan heterogenitas yang rendah dan bias yang rendah.

Penelitian oleh Bannuru dan kawan-kawan tahun 2015 menunjukkan bahwa selain parasetamol, berbagai modalitas terapi memberikan hasil yang lebih baik secara signifikan dibanding placebo, dengan hyaluronan memberikan manfaat paling besar.

Ada satu tinjauan sistematis dari meta analisa mengenai perbandingan visko suplementasi dengan modalitas terapi lain pada OA, dilakukan oleh Campbell dan kawan-kawan. Penelitain ini menyatakan bahwa hyaluronan intraartikuler, adalah salah satu pilihan yang dapat diberikan pada pasien OA. Hyaluronan memperbaiki nyeri dan fungsional pasien, serta manfaatnya dapat bertahan sampai 26 minggu.

Profil keamanan hyaluronan juga baik dan dapat dipertimbangkan diberikan pada OA lutut awal. Hasil penelitian tersebut sampai saat ini merupakan bukti terkuat, mengenai efektivitas hyaluronan untuk OA lutut. Satu konsensus yang melibatkan delapan ahli OA multidisiplin, secara aklamasi menyatakan bahwa hyaluronan efektif untuk OA ringan-sedang dan sepakat kuat mengenai efektivitas hyaluronan pada OA lutut lanjut.

Hasil berbagai tinjauan sistematis dan meta analisa yang bervariasi, juga tercermin dalam rekomendasi pemberian hyaluronan untuk tatalaksana OA yang dikeluarkan beberapa organisasi. Beberapa rekomendasi masih menyarankan pemberian hyaluronan, ada yang tidak memberikan rekomendasi dan ada pula yang tidak menyarankan.

Efek Terapi Terhadap Rawan Sendi