Ethicaldigest
Obat golongan OAINS

Obat Golongan OAINS: Perbedaan Efikasi dalam Pengobatan Osteoartritis

Obat golongan OAINS (anti inflamasi non steroid) merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati osteoarthritis. Banyak guideline memasukkan OAINS dalam tatalaksana farmakologis standar untuk nyeri osteoarthritis, karena OAINS terbukti dapat mengurangi nyeri pada osteoarthritis. 

Pada berbagai penelitian, obat golongan OAINS terbukti dapat menekan sitokin, protease, mempengaruhi sintesis matriks ekstrasel, mengubah ekspresi gen dan fenotip pada kondrosit, serta memiliki peran dalam kesintasan kondrosit. 

“Efek setiap OAINS terhadap rawan sendi berbeda-beda. Efeknya juga berbeda-beda pada berbagai keadaan rawan sendi dalam penelitian in vitro,” ujar dr. RM Suryo Anggroro KW, Sp.PD-KR pada Temu Ilmiah Reumatologi 2016.

Satu penelitian memperlihatkan bahwa Ketoprofen dan Piroksikam, terbukti tidak memiliki efek stimulasi produksi GAG pada rawan sendi dewasa normal. Namun, Ibuprofen, Indometasin, Naproxen, Nabumeton dan Nimesulide menginhibisi produksi GAG pada rawan sendi normal. Naproxen tampaknya merupakan OAINS yang paling dapat menginhibisi produksi GAG, pada rawan sendi normal.

Pada rawan sendi pasien osteoarthritis, Ibuprofen, Indometasin, Aspirin, Naproxen dan Nimesulide menunjukkan inhibisi produksi GAG. Diklofenak, Piroksikam dan Nabumeton bersifat netral sedangkan Aceclofenac dan Tenidap, menunjukkan efek yang positif terhadap produksi GAG di rawan sendi osteoarthritis.

Aceclofenac, Diclofenac dan Naproxen diketahui memiliki efek berbeda terhadap sintesis kolagen. Aceclofenac menunjukkan efek netral terhadap produksi kolagen. Sedangkan, Diklofenak dan Naproxen menunjukkan efek inhibisi sintesis kolagen, pada rawan sendi pasien osteoarthritis.

Penelitian lain menunjukkan, pemberian Diklofenak, Ibuprofen dan Celecoxib ke sel punca mesenkimal rawan sendi osteoarthritis menunjukkan efek yang netral terhadap ekspresi gen sel punca. Sedangkan, Naproxen menstimulasi sintesis kolagen tipe 10, yang merupakan tanda differensiasi abnormal kondrosit pada osteoarthritis.

Perbedaan efek dari berbagai OAINS tampaknya terjadi melalui berbagai mekanisme. Indometasin memberi efek negative terhadap sintesis matriks, dengan cara menghambat Prostaglandin E2 yang kemudian menyebabkan kadar IL-1 meningkat. Sementara IL-1 berperan menghambat sintesis matriks.

OAINS lain berefek positif dengan menghambat langsung IL-1 maupun menghambat ekspresi reseptor IL-1. OAINS tertentu seperti asam tiaprofenat memiliki efek menghambat mettaloproteinase, sehingga dapat berfungsi mencegah degradasi agrekan. OAINS tertentu seperti nimesulide juga memiliki efek menghambat apoptosis kondrosit.

Berbagai efek OAINS pada rawan sendi dari penelitian in vitro, perlu diartikan dengan hati-hati. Efek dari berbagai OAINS pada penelitian in vitro tampaknya dipengaruhi berbagai hal, seperti konsentrasi OAINS yang diujikan, usia dari donor specimen rawan sendi dan derajat berat kerusakan pada rawan sendi.

Pengobatan Osteoartritis: Modalitas Terkini selain OAINS