Ethicaldigest

Koenzim Q10, Manfaatnya dalam Mendukung Terapi Penyakit Jantung

Koenzim Q10 (CoQ10) memiliki peran penting pada jantung. Sejumlah penelitian menunjukkan kadar koenzim Q10 yang signifikan rendah, pada jaringan jantung pasien dengan penyakit jantung bawaan dan penyakit-penyakit jantung lainnya. Suplementasi CoQ10 sebesar 100 mg/hari memperlihatkan perbaikan yang cukup berarti. Jepang kini sudah resmi mengijinkan pemakaian CoQ10 untuk pengobatan penyakit jantung bawaan.

Sudah banyak penelitian yang meneliti manfaat pemberian CoQ10, pada pasien-pasien dengan penyakit kardiovaskule. Antaranya adalah penelitian yang menyelidiki perannya dalam memperbaiki performa dan kualitas hidup pasien-pasien gagal jantung kongestif dan pasien dengan penyakit jantung iskemik. Dalam penelitian lain, CoQ10 memiliki manfaat menurunkan tekanan darah.

Secara keseluruhan, manfaat pemberian CoQ10 telah dipelajari untuk kasus-kasus penyakit jantung koroner, gagal jantung, diabetes melitus serta penyakit-penyakit lain. Manfaat CoQ10 selain sebagai antioksidan, juga dapat memperbaiki fungsi endotel vaskuler.

Dr. Fotino dan rekan membuat penelitian dengan mengumpulkan 13 penelitian, yang secara keseluruhan melibatkan 395 pasien. Mereka meneliti hubungan antara pemberian suplementasi CoQ10 dengan outcome gagal jantung, termasuk LVEF (left ventricular ejection fraction) dan klasifikasi NYHA (New York Heart Association). Dosis CoQ10 yang diberikan berkisar 60 – 300 mg. Penelitian berlangsung 4 – 28 minggu.

Hasil penelitian memperlihatkan terjadinya peningkatan rerata kadar CoQ10 setelah pemberian suplementasi (1,4 mcg/mL). Ejeksi fraksi pada pasien  meningkat dalam kisaran 3,67% pada kelompok CoQ10 (95% CI: 1,60-5,74), dan -0,30 (95% CI: −0,66 – 0,06) untuk perbaikan kelas NYHA. Analisa sub-kelompok memperlihatkan perbaikan secara bermakna pada ejeksi fraksi dalam penelitian-penelitian silang (crossover), penelitian yang berdurasi <=12 minggu, penelitian dengan pemberian CoQ10 <=100 mg sehari dan pada pasien dengan gagal jantung kongestif ringan.

Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa analisa gabungan dari penelitian-penelitian yang melibatkan penggunaan CoQ10 pada kasus gagal jantung memperlihatkan, CoQ10 dapat bermanfaat bagi pasien gagal jantung kongestif untuk memperbaiki ejeksi fraksi jantung.

Dr Domnica mengatakan, selain obat-obatan terapi standar, perbaikan fisiologi miokardium dalam terapi pasien dengan gagal jantung kongestif, juga bergantung pada nutrisi yang adekuat. Pemberian nutrisi yang baik untuk miokardium yang sehat seperti CoQ10, magnesium dan thiamine, penting dalam terapi perbaikan miokardium pada pasien gagal jantung.

Penelitian Q-SYMBIO

Penelitian Q-SYMBIO adalah penelitian acak terkontrol pertama, dengan durasi cukup lama dan hasil cukup baik. Penelitian ini menilai efikasi suplemen CoQ10 pada morbiditas dan risiko kematian pada pasien gagal jantung.

Q-SYMBIO adalah penelitian jangka panjang (dua tahun), acak, buta ganda, placebo terkontrol dan multi center. Penelitian ini melibatkan 420 pasien dengan gagal jantung kronis (NYHA kelas III atau IV). Pasien diberi 100 mg CoQ10 tiga kali sehari atau plasebo,  sebagai adjuvant terhadap pengobatan konvensional (ACE inhibitor / beta blocker).

Penilaian meliputi pemeriksaan klinis, ekokardiografi dan pro-brain natriuretic peptide (pro-BNP), status penanda biokimia. End poin primer jangka panjang adalah waktu terjadinya serangan kardiovaskuler mayor pertama, mencakup rawat inap yang tidak direncanakan karena memburuknya gagal jantung dan kematian kardiovaskular .

Karakteristik baseline dari kelompok yang diberi suplementasi CoQ10 dan plasebo, berkaitan dengan durasi rata-rata penyakit (tiga tahun), kelas NYHA (terutama kelas III), fraksi ejeksi (31%) dan obat-obatan standar (90% ACE inhibitor / angiotensin receptor blockers, 75% beta blockers ) adalah sama.

Suplementasi CoQ10 secara signifikan mengurangi risiko MACE 42%, kematian terkait penyakit jantung dan semua penyebab berkurang 44% dan 42%. Tidak ada perbedaan  signifikan dalam efek samping, antara kelompok CoQ10 dirawat dan plasebo selama masa penelitian. Perlu dicatat bahwa dalam penilaian jangka pendek (16 minggu), tidak ada perbaikan signifikan dalam gejala pasien atau status fungsional berikut suplementasi CoQ10 dibanding plasebo.

Dosis Coenzim Q10 harian di beberapa literatur cukup bervariasi, dengan rentang 30 – 200 mg/hari atau 2 mg/ kgBB/hari. Bahkan ada penelitian yang menggunakan dosis Coenzim Q10 sebesar 384 mg/ hari menunjukkan hasil yang baik. Mayo Clinic, sebuah lembaga besar non-profit di Amerika Serikat, yang diantaranya bergerak di bidang penelitian kedokteran dan kesehatan, menyebutkan bahwa banyak manfaat lain Coenzim Q10 yang telah direkomendasikan. Misalnya hipertensi, penyakit kanker, dan penyakit periodontal. Pada sebuah studi meta-analisis yang melibatkan 12 studi klinis, didapat kesimpulan bahwa Coenzim Q10 berpotensi menurunkan tekanan darah sistolik hingga 17 mmHg dan diastolik hingga 10 mmHg.7 Walau demikian, perlu dicatat bahwa efek positif  Coenzim Q10, didapatkan sebagai terapi penunjang. Yang juga penting adalah penatalaksanaan terhadap penyakit dasar dan pola hidup sehat.

Koenzim Q10, Peran dan Manfaat Suplementasi Pada Jantung