Tes CancerSEEK. Tes ini dapat mendeteksi sejumlah kecil DNA dan protein yang dikeluarkan sel-sel kanker, yang beredar bersama aliran darah. Peneliti membuktikan, CancerSEEK mampu mendeteksi bibit kanker ovarium, lever, lambung, pankreas, esofagus, usus, paru dan kanker payudara.
Tes yang dikenal juga sebagai biopsi cair (liquid biopsy) ini berbeda dengan biopsi standar, yang menusukkan jarum ke dalam tumor padat, kemudian mengambil sampel jaringan. CancerSEEK tidak invasive, bisa dilakukan bahkan sebelum gejala kanker muncul, hingga memungkinkan digunakan sebagai piranti deteksi dini. Cara ini dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien.
Metode tes ini bisa mencegah rasa ansietas dan prosedur tes lain yang lebih invasive pada pasien yang tidak membutuhkan. Ke-8 jenis tumor dapat terskrining sekaligus, dan bisa dilakukan bersamaan dengan tes darah rutin biasa, layaknya tes kolesterol.
Bagaimana tes ini bekerja
Tumor, bahkan yang berukuran kecil dan belum menimbulkan gejala, melepaskan sejumlah DNA yang termutasi dan protein abnormal ke dalam darah. Walaupun DNA dan protein juga dilepaskan oleh sel normal, DNA dan protein dari sel kanker adalah unik; terdapat perubahan-perubahan yang tidak muncul pada sel normal.
Keunggulan tes DNA berdasar darah ini adalah sangat sensitif dan akurat mendeteksi satu fragmen DNA yang sudah bermutasi, di antara 10.000 fragmen DNA normal. Ini benar-benar seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Peter Gibbs, profesor dan kepala laboraturium di Walter and Eliza Hall Institute, Australia, mengatakan, “Kami menggunakan CancerSEEk pada lebih 1.000 orang dengan berbagai jenis kanker stadium awal. Memberikan hasil akurat, mendeteksi kanker pankreas, ovarium, hati, lambung dan esofagus sampai >70%.” Bersamaan dengan metode deteksi kanker lainnya, CancerSEEK akurat memprediksi kanker, pada lebih dari 83% kasus.
Kenapa menjadi penting?
Peneliti menemui adanya karakteristik pola mutasi dan perubahan protein yang berbeda, pada tiap jenis kanker. Dilansir dari scienalert.com, CancerSEEK tidak hanya bisa mendeteksi bahwa di dalam tubuh tumbuh bibit kanker, tapi juga menyarankan pada bagian mana harus dicari. Contohnya, jika pola yang muncul menyatakan ada mutasi DNA sel di usus, maka bisa ditindaklanjuti dengan kolonoskopi.
Tim juga melakukan pengujian pada lebih dari 800 orang sehat, hasilnya menunjukkan <1% yang positif. “Ini berarti tes tidak menunjukkan hasil positif pada mereka yang tidak menderita kanker. Artinya, mengurangi masalah overdiagnosis,” terang Prof. Gibbs.
Secara umum, hasil tes ini berkebalikan dengan tes kanker berbasis darah sebelumnya. Saat ini para ahli baru mengenal tes prostate specific antigen (PSA) untuk kanker prostat. Tes PSA memiliki banyak limitasi dan masih menjadi perdebatan, apakah PSA benar-benar bermanfaat.
Riset yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Science ini, dilakukan oleh tim kolaborasi dari John Hopkins University, Amerika Serikat, dan Walter and Eliza Hall Institute, Australia. Tes ini masih membutuhkan pengembangan beberapa tahun untuk bisa digunakan lebih luas di klinik. Saat ini penelitian dalam skala yang lebih besar sedang dilakukan di Amerika Serikat, guna melihat manfaat CancerSEEK pada orang sehat. (jie)