Ethicaldigest

Kombinasi GLP-1 dan Insulin Degludec Dalam Tatalaksana Diabetes

Sidang Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyetujui kombinasi dosis tetap long-acting basal insulin + receptor agonist glucagon like peptide 1 (GLP-1) IdegLira, untuk terapi diabetes mellitus, Mei 2016.

Advisory Committee FDA secara bulat menyetujui kombinasi GLP-1 Agonis Liraglutide (Victoza) dan Long acting degludec insulin (Tresiba), untuk memperbaiki kontrol glikemik pasien diabetes melilitus tipe 2. Produk yang dikembangkan oleh Novo Nordisk ini, sebelumnya sudah mendapat persetujuan di Eropa dengan merek dagang Xultophy.

Dr. Kenneth Burman, Kepala Divisi Endokrin MedStar Washington Hospital Center, mengatakan kombinasi dua preparat obat ini menawarkan beberapa keuntungan. Di antaranya meningkatkan kepatuhan pasien, menurunkan biaya pembelian obat, dan jumlah suntikan yang didapat pasien menjadi lebih sedikit. Keuntungan lain obat ini, karena bisa menurunkan berat badan pasien dibanding insulin pada umumnya.

Studi pertama yang dilakukan selama 26 minggu, membandingkan antara efektifitas IDegLira, Liraglutide dan insulin degludec, menunjukan bahwa kelompok yang diberi IDegLira mampu mengurangi HbA1c sebesar 1,91%, dibanding 1,28% untuk Liraglutide dan 1,44% penurunan untuk insulin degludec.

Studi lanjutan dilakukan pada pasien yang tidak terkontol dengan pemberian insulin basal. Studi tambahan juga dilakukan, membandingkan IDegLira vs Insulin Glargine. Dari studi tersebut didapatkan hasil, kombinasi lebih unggul dibanding hanya menggunakan satu jenis obat saja. Dalam studi ini IDegLira terbukti lebih efektif dalam memperbaiki kadar gula postprandial, dibandingkan dengan basal insulin dan dapat diberikan haya dalam dosis yang cukup rendah. IDegLira juga terbukti lebih superior dalam menurunkan kadal glukosa puasa, jika dibandingkan hanya memberikan Liraglutide saja.

Studi ke-2 dilakukan pada pasien yang tidak terkontol pada pemberian GLP-1 agonis. Sebagian melanjutkan pengobatan GLP-1 agonis dan sebalian lagi mendapat terapi IDegLira. Hasilnya secara keseluruhan, pada kelompok yang medapat IDegLira terjadi penurunan berat badan dibandingkan mereka kelompok yang mendapat GLP-1, yang tidak terdapat penurunan berat badan.

Pihak Novo Nordisk melaporkan kesuksesannya dalam penelitian Liraglutide Effect and Action in Diabetes, Evaluation of Cardiovascular Outcome Result – A LongTerm Evaluation (LEADER) trial. Kabar yang diterima bahwa Liraglutide secara signifikan mampu mengurangi risiko utama kardiovaskuler, dibandingkan dengan plasebo, dan lebih baik dibanding terapi standard untuk diabetes. Meski demikian hasil lengkap dari studi LEADER baru akan disampaikan pada Annual Scientific Sessions American Diabetes Association.

Salah satu kehawatiran para dokter adalah mengenai dosis IDegLira, apakah bermanfaat bagi semua pasien. Namun, dr. Steven Edelman dari salah satu Rumah Sakit Swasta di San Diego, Calofornia, mengatakan dosis kombinasi ini merupakan dosis yang paling baik dan paling aman serta efektif, untuk mengelola pasien diabetes dalam jangka cukup lama.

Mulai saat ini, pasien dan dokter memiliki lebih banyak pilihan obat yang dapat digunakan untuk maintenance pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. Selain mampu menurunkan dosis insulin basal, IDegLira memiliki potensi yang baik dalam menurunkan risiko hipoglikemia, menghindari meningkatnya berat badan serta menurunkan variabilitas glikemik. Obat ini kemungkinan akan ada di pasar Amerika Serikat sekitar bulan Agustus 2016.

Peran Insulin Basal dalam Tatalaksana Diabetes Terkini