Ethicaldigest

Efek Vitamin E pada Thalassemia beta Mayor

Thalassemia merupakan penyakit genetik, yang menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin. Data Unit Kelompok Kerja Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), hingga April 2019 menunjukkan jumlah pasien thalasemia di seluruh Indonesia sebanyak 10.531. Data pasien thalasemia mayor yang terdapat di Pusat Thalassemia Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 2018 sebanyak 666 pasien pertahun dan terdapat 51 pasien baru.

Pada thalassemia-β mayor terjadi gangguan pembentukan rantai globin-β, sehingga rantai globin-α menjadi berlebihan. Penumpukan rantai globin-α yang berlebihan di membran sel darah merah (SDM), menyebabkan rusaknya komponen penyusun membran, yang mencakup protein-protein dan fosfolipid. Selanjutnya terjadi kerusakan SDM yang disebut hemolisis, dan sistem pembentukan SDM atau eritropoeisis menjadi tidak efektif. Keseluruhan mekanisme tersebut menyebabkan anemia kronik pada pasien thalassemia-β mayor.

Proses hemolisis menyebabkan Hb bebas keluar plasma dan berikatan dengan Hp. Jika kapasitas Hp sudah tidak mampu lagi mengikat Hb bebas, terbentuk heme sebagai produk Hb bebas. Heme berikatan dengan Hx membentuk kompleks Hx heme. Hemolisis dan sistim eritropoiesis yang tidak efektif, menyebabkan anemia kronis dan harus dilakukan transfusi darah secara terus menerus. Akibatnya kadar besi bebas dalam tubuh meningkat. Besi bebas merupakan katalis proses pembentukan radikal bebas.

Secara alami, radikal bebas akan diimbangi antioksidan endogen. Tapi, jika radikal bebas terbentuk berlebihan, antioksidan endogen tidak mampu mengatasi. Diperlukan antioksidan eksogen, seperti alfa tokoferol (vitamin E). Antioksidan alfa tokoferol berperan penting melindungi integritas fosfolipid dan radikal bebas di membran sel darah merah, akibat proses stres oksidatif.

Beberapa penelitian oleh Arijanti dkk, Laksmitawati dkk dan Giardini dkk menunjukkan terjadinya defisiensi α-tokoferol, pada pasien thalassemia mayor. Dianjurkan pemberian suplementasi α-tokoferol secara rutin sebagai antioksidan. Namun demikian, belum ada keseragaman mengenai pemberian suplementasi rutin α-tokoferol.

Unit Koordinasi Kerja Hemato-Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan α-tokoferol, sebagai salah satu tata laksana thalassemia mayor di Indonesia. Namun Pusat Thalassemia Children Hospital di Oakland dan Thalassemia International Federation (TIF), tidak menganjurkan pemberian suplementasi α- tokoferol secara rutin, pada pasien thalassemia.

Penelitian dr. Nora Sovira, Sp.PD, yang dipertahankan di hadapan penguji pada sidang promosi Doktor membuktikan, pemberian alfa tokoferol dapat menekan hemolisis yang terjadi pada pasien thalassemia. Penelitian oleh staff Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, ini bertujuan untuk menilai peran alfa tokoferol terhadap hemolisis dan stress oksidatif di membran sel darah merah Thalassemia beta mayor.

Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda, pada penderita thalassemia beta mayor berusia 5-18 tahun yang mendapat transfusi dan kelasi besi rutin di Pusat Thalassemia Kiara RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Intervensi plasebo dan alfa tokoferol  diberikan selama empat minggu. Dosis α-tokoferol sesuai rekomendasi Food and Nutrition Board (FNB), Institute of Medicine (IOM), usia 4–8 tahun: 200 mg/hari; 9–13 tahun: 400 mg/hari dan 14–18 tahun: 600 mg/hari. Penilaian penanda hemolisis mencakup haptoglobin (Hp), hemopeksin (Hx), fragilitas SDM dan penanda stres oksidatif MDA dan antioksidan glutation (GSH, GSSG dan rasio GSH/GSSG).

Mulai Desember 2016 hingga Juli 2017, 40 subyek mampu menyelesaikan penelitian, 20 subyek kelompok plasebo dan 20 kelompok alfa tokoferol. Nilai rerata Hp lebih besar pada kelompok alfa tokoferol (3,01mg/dL), dibanding kelompok plasebo (1,08mg/dL), yang secara statistik berbeda bermakna (p=0,021). Nilai rerata Hx dan presentase hemolisis sel darah merah tidak berbeda bermakna, pada kedua kelompok penelitian (p>0,05). Tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok alfa tokoferol dan plasebo untuk kadar MDA, GSH, GSSG dan rasio GSH/GSSG. Dr. dr. Nova Sovira, Sp.PD menyimpulkan bahwa antioksidan alfa tokoferol, terbukti dapat mengurangi hemolisis dan secara tidak langsung memperbaiki kadar Hp pada thalassemia beta mayor, tetapi tidak mampu mempengaruhi stres okdiatif.