Ethicaldigest

Glomerulonefritis Akut Bisa Sembuh Sendiri

Glomerulonefritis akut bisa membaik dengan sendirinya. Namun ada gejala-gejala tidak khas yang perlu rujukan ke dokter ahli

Glomerulonefritis akut pada fase awal berlangsung beberapa hari sampai 2 minggu. Setelah itu anak akan merasa lebih baik, diuresis lancar, edem dan hipertensi hilang, LFG kembali normal. Penyakit ini dapat sembuh sendiri, jarang berkembang menjadi kronik. Kronisitas penyakit berhubungan dengan berat penyakit dan kelainan morfologis, berupa hiperselularitas lobulus.

Pasien sebaiknya kontrol tiap 4-6 minggu, dalam 6 bulan pertama setelah awitan nefritis. Pengukuran tekanan darah, eritrosit dan protein urin selama 1 tahun lebih, bermanfaat untuk menilai kesembuhan pasien. Kadar C3 akan kembali normal pada 95% pasien setelah 8-12 minggu, udem membaik setelah 5-10 hari, tekanan darah menjadi normal setelah 2-3 minggu. Namun, pada beberapa pasien, tekanan darah tetap tinggi sampai 6 minggu.

Biasanya, Gross hematuria menghilang setelah 1-3 minggu. Hematuria mikroskopik menghilang setelah 6 bulan, namun dapat bertahan sampai 1 tahun. Proteinuria menghilang 2-3 bulan pertama atau setelah 6 bulan. Pearlman dan kawan-kawan di Minnesota menemukan, 17% dari 61 pasien dengan urinalisis rutin abnormal selama 10 tahun pemantauan. Ketidaknormalan tersebut meliputi hematuria atau proteinuria mikroskopik, sendiri-sendiri atau bersama-sama.

Dari 16 spesimen biopsi ginjal tidak satupun yang menunjukkan karakteristik glomerulonefritis kronik. Penelitian Potter dkk, di Trinidad, menjumpai 1,8% pasien dengan urin abnormal pada 4 tahun pertama, tetapi hilang 2 tahun kemudian dan 1,4% pasien dengan hipertensi. Hanya  sedikit urin dan tekanan darah yang abnormal berhubungan dengan kronisitas GNAPS. Nissenson dan kawan-kawan mendapatkan kesimpulan yang sama, selama 7-12 tahun penelitian di Trinidad. Hoy dan kawan-kawan  menemukan mikroalbuminuria 4 kali lebih besar, pada pasien dengan riwayat GNAPS. Sedangkan Potter dkk menemukan bahwa 3,5% dari 354 pasien GNAPS memiliki urin abnormal, yang menetap selama 12 -17 tahun pengamatan.

Penelitian White dan kawan-kawan menemukan albuminuria dan hematuria pada 13% dan 21% dari 63 pasien selama 6-18 tahun pengamatan. jika ditemukan hematuria dan proteinuria yang menetap selama 12 bulan, pertimbangkan kemungkinan nefritis kronik.

Rujukan kepada Konsultan Ginjal Anak

Meskipun GNAPS merupakan penyakit yang bersifat self limiting disease, masih terdapat kasus-kasus yang perjalanan penyakitnya tidak khas sebagai GNAPS, sehingga perlu rujukan ke Konsultan Ginjal Anak untuk tindakan khusus (antara lain biopsi ginjal). Indikasi rujukan tersebut adalah:

  1. Gejala-gejala tidak khas untuk GNAPS :
    • Periode laten pendek
    • Adanya penyakit ginjal dalam keluarga
    • Pernah mendapat penyakit ginjal sebelumnya
    • Usia di bawah 2 tahun atau di atas 12 tahun
  2. Ada kelainan-kelainan laboratorik yang tidak khas untuk GNAPS:
    • Hematuria makroskopik > 3 bulan
    • Hematuria mikroskopik > 12 bulan
    • Proteinuria > 6 bulan
    • Kadar komplemen C3 tetap rendah > 3 bulan
    • Laju Filtrasi Glomerulus < 50% menetap > 4 bulan
    • Kadar komplemen C4 rendah, ANCA positif, ANA positif, anti ds DNA positif atau anti GBM positif

Prognosis

Berbagai faktor berperan dalam menetapkan prognosis GNAPS, antara lain umur saat serangan, derajat berat penyakit, galur streptokukus tertentu, pola serangan sporadik atau epidemik, tingkat penurunan fungsi ginjal dan gambaran histologis glomerulus. Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dibanding anak yang lebih besar atau orang dewasa, karena GNAPS pada dewasa sering disertai lesi nekrotik glomerulus.

Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang normal, menunjukkan prognosis yang baik. Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30%. “Kemungkinan GNAPS bisa menjadi kronis pada 5% penderita,” kata dr. Sudung. Sekitar 0,5-2% kasus menunjukkan penurunan fungsi ginjal cepat dan progresif, dan dalam beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal ginjal terminal. Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0-7 %. Melihat GNAPS masih sering dijumpai pada anak, maka penyakit ini harus dicegah karena berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal. Pencegahan dapat berupa perbaikan ekonomi dan lingkungan tempat tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi kulit. Mencegah GNAPS dapat menurunkan kejqadian penyakit ginjal dan gagal ginjal di masa depan.

Terapi Tanpa Obat Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus (GNAPS)