Ethicaldigest

Artritis Anak: Penyebab dan Tiga Kriteria Penegak Diagnosis

Artritis anak atau Juvenile idiopathic arthritis (JIA) adalah artritis kronis yang paling banyak ditemukan pada anak-anak, dan merupakan penyebab disabilitas fungsional jangka pendek dan jangka panjang. Kondisi ini dapat berkomplikasi pada mata dan dapat berakhir pada kematian. Perjalanan penyakit ini tidak bisa diprediksi. Tetapi, setelah pola penyakit diketahui, penyakit cenderung bisa diprediksi.

Pada 1864, Cornil pertama kali mengajukan ide bahwa poliartritis akibat inflamasi dapat terjadi pada anak-anak. Hal ini didasarkan pengamatannya pada sebuah kasus wanita berusia 29 tahun, yang memiliki arthritis inflamasi kronis sejak berusia 12 tahun. Pada 1890, Diamant-Berger memberikan komentarnya mengenai penyakit onset akut, yang sebagian besar melibatkan sendi-sendi berukuran besar. Ini adalah suatu perjalanan penyakit yang ditandai eksaserbasi dan remisi, gangguan pertumbuhan dan umummya memiliki prognosis yang baik.

Ada tiga kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasi artritis anak atau JIA: yang dikembangkan oleh American College of Radiology (ACR), European League against Rheumatism (EULAR), dan International League of Associations for Rheumatology (ILAR). Kriteria ACR mendefinisikan arthritis dengan batas usia (<16 tahun) dan durasi penyakit (>6 bulan). Mereka juga mengenali 3 jenis onset penyakit: poliartritris, oligoatritis dan sistemik.

EULAR mengajukan istilah juvenile chronic arthritis (JCA) untuk sekelompok penyakit hetergogen yang bermanifestasi, sebagai juvenile arthritis. Penegakan diagnosis JIA membutuhkan bahwa arthritis dimulai sebelum usia 16 tahun, bertahan untuk setidaknya 6 minggu, dan penyakit lain telah dikesampingkan.

Kriteria ILAR saat ini merupakan sistim klasifikasi yang paling banyak digunakan. Tujuannya untuk memberikan sistim klasifikasi yang menyatu. Klasifikasi ILAR mengenai JIA, meliputi tanda-tanda berikut:

  • Onset sistemik
  • Oligoartritis persisten dan menjadi lebih lama
  • Poliartritis dengan factor rheumatoid positif.
  • Poliartritis dengan factor rheumatoid negative.
  • Psoriasis
  • Enthesitis
  • Lainnya: penyakit tersebut tidak memenuhi kriteria sub kelompok lain, atau memenuhi lebih dari 1 kriteria (dan karenanya harus diklasifikasikan dalam sejumlah sub kelompok).

Etiologi dan Patofsiologis Belum Jelas

Juvenile idiopathic arthritis (JIA) pada anak-anak merupakan penyebab disabilitas fungsional jangka pendek dan jangka panjang. Masih belum jelas etiologi dan pathogenesis JIA, meski sudah banyak dilakukan penelitian. JIA dapat diartikan tidak hanya satu penyakit, tetapi juga suatu sindroma dengan berbagai penyebab berbeda.  Regulasi sistim kekebalan yang tidak normal dan produksi sitokin memegang peranan yang sangat penting dalam perjalanan penyakit ini.

Kadar kompleks kekebalan yang bersirkulasi dalam aliran darah pada JIA, memiliki aktivitas pararel dengan penyakit dan tanda-tanda sistemik. Berbagai tipe JIA diturunkan dalam satu keluarga, dan interaksi beberapa gen penting dalam penyakit ini. Arthritis dihubungkan dengan berbagai perjalanan penyakit virus, seperti rubella, parvovirus B19 dan influenza A.

Mortalitas/Morbiditas

Mortalitas akibat penyakit ini sulit dipastikan, tetapi diperkirakan kurang dari 1% di Eropa dan kurang dari 0,5% di Amerika Utara. Sebagian besar kematian pada pasien JIA di Eropa, berhubungan dengan amyloidosis, sedangkan sebagian besar mortalitas di Amerika dihubungkan dengan infeksi. Penyebab utama morbiditas pada pasien dengan JIA berhubungan dengan disabilitas fungsional, komplikasi terapeutik dan masalah psikososial. Amyloidosis adalah penyebab utama mortalitas.

Sex

Anak perempuan dua kali lebih besar risikonya menderita JIA, dibanding anak laki-laki. Anak perempuan dengan onset oligoartikuler melebihi jumlahnya dibanding anak laki-laki dengan rasio 3:1. Pada anak-anak dengan uveitis, rasio anak perempuan dibanding anak laki-laki adalah 5-6,6:1. Di antara anak-anak dengan onset poliartikuler, jumlah anak perempuan melebihi anak laki-laki sebesar 2,8:1. Akan tetapi, onset sistemik terjadi dalam frekuensi yang sama antara anak laki-laki dengan perempuan.

Usia

Meskipun JIA dikenal sebagai arthritis yang terjadi sebelum usia 16 tahun, usia pada saat onset sering lebih muda, dengan frekuensi tertinggi pada anak-anak berusia 1-3 tahun. Distribusi usia ini paling jelas terlihat pada anak perempuan dengan oligoartritis, dan tidak begitu terlihat pada pasien dengan onset poliartikuler. Frekuensi onset sistemik tidak meningkat pada usia tertentu. Pada anak laki-laki, puncak kedua muncul pada usia 8 tahun.

http://Mengukur Outcome Arthritis pada Anak