Ethicaldigest

Terapi Nonfarmakologis dan Terapi Obat pada Hipertensi Anak

Umumnya, hipertensi pada anak yang bersifat akut dan berat, terutama usia sekolah, disebabkan glomerulonefritis. Sedangkan hipertensi kronik umumnya disebabkan penyakit parenkim ginjal. Bayi dengan hipertensi akut dapat menunjukkan gejala payah jantung kongestif. Tapi, setelah masa bayi, hipertensi biasanya bersifat asimtomatik. Penderita dengan hipertensi berat dapat menunjukkan gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, perdarahan hidung, dan nausea.

Glomerulonefritis Akut Bisa Sembuh Sendiri

Hipertensi pada anak harus mendapat perhatian serius. Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menetap hingga dewasa. Supaya hipertensi bisa terdeteksi sejak awal pada masa anak-anak, sebaiknya pengukuran tekanan darah dilakukan secara rutin setiap tahun setelah anak berusia tiga tahun.

Definisi hipertensi anak

DefinisiThe 4th Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent menyebutkan hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih.

Prehipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik, antara persentil ke-90 dan 95. Pada kelompok ini harus diperhatikan adanya faktor risiko hipertensi, seperti obesitas. Berbagai penelitian menunjukkan, anak dengan hipertensi lebih besar kemungkinannya menjadi hipertensi saat dewasa, dibanding anak yang normotensi. Anak remaja dengan nilai tekanan darah > 120/80 mmHg, masuk golongan prehipertensi.

Tabel 1. Klasifikasi hipertensi pada anak dan remaja

Klasifikasi Batasan
Tekanan Darah Normal Sistolik dan diastolik <persentil ke-90
Prehipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama dengan presentil ke-90 tetapi lebih kecil dari persentil ke-95
Hipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama dengan persentil ke-95
Hipertensi tingkat 1 Sistolik dan diastolik antara presentil ke-95 dan 99 ditambah 5 mmHg
Hipertensi tingkat 2 Sistolik atau diastolik di atas persentil ke-99 ditambah 5 mmHg

Pengobatan hipertensi anak

Tujuan pengobatan hipertensi anak, secara umum adalah mengurangi risiko jangka pendek maupun panjang penyakit kardiovaskular dan kerusakan organ target. Upaya mengurangi tekanan darah saja, tidak cukup untuk mencapai tujuan ini. Selain menurunkan tekanan darah dan meredakan gejala klinis, harus diperhatikan faktor-faktor lain seperti kerusakan organ target, faktor komorbid, obesitas, hiperlipidemia dan intoleransi glukosa.

Pengobatan hipertensi pada anak yang disebabkan glomerulonefritis akut, berbeda dengan pengobatan hipertensi pada umumnya. “Pada glomerulonefropati akut, hipertensi terjadi karena kelebihan cairan di pembuluh darah,” ucap dr. Sudung. “Jadi pengobatannya adalah dengan mengurangi kelebihan cairan, menggunakan diuretik,” tambahnya. Jika tekanan darah masih belum turun, bisa diberikan ACE inhibitor atau ARB. 

Pada umumnya ahli nefrologi anak sepakat bahwa pengobatan hipertensi diberikan pada anak yang menunjukkan peningkatan tekanan darah di atas persentil ke-99 dan menetap. Tujuan akhir adalah menurunkan tekanan darah hingga kurang dari persentil ke-95, berdasarkan usia dan tinggi badan anak.

Pengobatan Tanpa Obat: Mengubah Gaya Hidup

Anak dan remaja yang mengalami prehipertensi atau hipertensi tingkat 1, dianjurkan mengubah gaya hidup. Pengobatan tahap awal hipertensi pada anak, mencakup penurunan berat badan, diet rendah lemak dan garam dan olahraga secara teratur. Anak yang sulit diajak kerja sama dan tetap tidak dapat mengubah gaya hidup, perlu dipertimbangkan untuk mendapat obat anti hipertensi.

Dari beberapa penelitian, penurunan berat badan efektif mengobati hipertensi pada anak yang mengalami obesitas. Dalam upaya menurunkan berat badan anak, penting untuk mengatur kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Banyaknya makanan yang dikonsumsi secara langsung akan memengaruhi berat badan dan massa tubuh, sehingga juga memengaruhi tekanan darah.

Hindari konsumsi makanan ringan di antara waktu makan besar. Makanan ringan yang mengandung banyak lemak atau terlampau manis, sebaiknya juga dikurangi. Buat pola makan teratur dengan kandungan gizi seimbang. Lebih diutamakan untuk banyak mengonsumsi buah dan sayuran.

Pengobatan Dengan Obat

Pada saat memilih obat, pahami mekanisme yang mendasari terjadinya penyakit hipertensi tersebut. Perlu ditekankan bahwa tidak ada satupun obat antihipertensi yang lebih superior, dibandingkan jenis yang lain dalam hal efektivitasnya untuk mengobati hipertensi pada anak.

Menurut the National High Blood Pressure Education Program (NHBEP) Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents, obat yang diberikan sebagai antihipertensi harus mengikuti aturan berjenjang (step-up). Dimulai dengan satu macam obat dosis terendah, kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai efek terapoitik, atau munculnya efek samping, atau bila dosis maksimal telah tercapai. Kemudian, obat kedua boleh diberikan, tetapi dianjurkan menggunakan obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda.

Di bawah ini beberapa keadaan hipertensi pada anak, yang merupakan indikasi dimulainya pemberian obat antihipertensi:

  1. Hipertensi simtomatik
  2. Kerusakan organ (retinopati, hipertrofi ventrikel kiri, dan proteinuria)
  3. Hipertensi sekunder
  4. Diabetes mellitus
  5. Hipertensi tingkat 1 yang tidak menunjukkan respons dengan perubahan gaya hidup
  6. Hipertensi tingkat 2.

Pemilihan obat yang pertama kali diberikan, tergantung dari pengetahuan dan kebijakan dokter. Golongan diuretik dan β-blocker merupakan obat yang dianggap aman dan efektif untuk anak. Golongan obat lain yang perlu dipertimbangkan bila ada penyakit penyerta adalah penghambat ACE (angiotensin converting enzyme). ACE inhibitor diberikan pada anak yang menderita diabetes mellitus, atau terdapat proteinuria. β-adrenergic atau penghambat calcium-channel diberikan pada anak-anak yang mengalami migrain.

Pemilihan obat antihipertensi tergantung pada penyebab. Pada glomerulonefritis akut pascastreptokokus, misalnya, pilihan utama adalah diuretik. Karena hipertensi pada penyakit ini disebabkan retensi natrium dan air. Golongan penghambat ACE dan reseptor angiotensin, makin banyak digunakan karena memiliki keuntungan mengurangi proteinuria.

Penggunaan obat penghambat ACE harus hati-hati, terutama pada anak dengan penurunan fungsi ginjal. Meskipun kaptopril saat ini telah digunakan secara luas pada anak yang menderita hipertensi, banyak dokter yang menggunakan obat penghambat ACE baru, yaitu enalapril. Obat ini memiliki masa kerja panjang, sehingga dapat diberikan dengan interval lebih panjang dibandingkan dengan kaptopril.

Obat yang memiliki mekanisme kerja hampir serupa dengan penghambat ACE, adalah penghambat reseptor angiotensin II (AII receptor blockers). Obat ini lebih selektif dalam mekanisme kerjanya, dan memiliki efek samping yang lebih sedikit (misalnya terhadap timbulnya batuk), dibanding golongan penghambat ACE.