Ethicaldigest

Obat Pertama Untuk Rinosinusitis dengan Polip Hidung

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika hari ini menyetujui Dupixent (dupilumab) untuk mengobati pasien dewasa dengan polip hidung (pertumbuhan pada lapisan dalam sinus) disertai dengan rinosinusitis kronis (radang sinus dan rongga hidung yang berkepanjangan). Ini adalah pengobatan pertama yang disetujui untuk rinosinusitis kronis yang tidak terkontrol dengan polip hidung.

Dupixent diberikan melalui suntikan. Keamanan dan efikasi Dupixent ditegakkan dalam dua penelitian melibatkan 724 pasien, berusia 18 tahun dan lebih dengan rinosinusitis kronis dan polip nasal, yang tetap bergejala meski telah menggunakan kortikosteroid intranasal.

Pasien yang mendapatkan Dupixent mengalami penurunan signifikan ukuran polip hidung dan hidung tersumbat dibandingkan dengan kelompok plasebo. Pasien yang menggunakan Dupixent juga melaporkan peningkatan kemampuan untuk mencium dan membutuhkan lebih sedikit operasi polip hidung dan steroid oral.

Meski demikia, Dupixent dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius dan masalah mata, seperti radang mata (konjungtivitis) dan radang kornea (keratitis). Jika pasien mengalami gejala mata baru atau memburuk, seperti kemerahan, gatal, nyeri atau perubahan visual, konsultasikan dengan dokter mata. Efek samping yang paling umum dilaporkan termasuk reaksi di tempat suntikan serta peradangan mata dan kelopak mata, yang termasuk kemerahan, bengkak dan gatal.

Dupixent awalnya disetujui pada 2017 untuk pasien berusia 12 dan lebih tua dengan eksim yang tidak dikontrol secara memadai oleh terapi topikal atau ketika terapi tersebut tidak dianjurkan. Pada tahun 2018, Dupixent disetujui sebagai perawatan tambahan untuk pasien 12 tahun dan lebih tua dengan asma eosinofilik sedang hingga berat atau dengan asma yang bergantung pada kortikosteroid oral.