Ethicaldigest

Bakteri Usus dan Gagal Tumbuh Kembang Bayi Prematur

Dalam beberapa bulan pertama kehidupan bayi prematur kebanyakan terfokus pada perawatan kritis, yang mencakup penyediaan nutrisi khusus yang dibutuhkan untuk perkembangan bayi. Selama beberapa dekade terakhir, kualitas perawatan dan praktik nutrisi dalam menangani bayi prematur telah meningkat secara dramatis, membuat bayi dapat tumbuh dengan sehat.

Namun, di dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal online Nature menemukan bahwa bayi prematur yang gagal tumbuh atau berkembang seperti yang diharapkan memiliki masalah dengan perkembangan microbiom. Sebuah tim peneliti di Ann & Robert H. Lurie Children’s Hospital di Chicago menemukan bahwa bayi yang sangat prematur gagal tumbuh, karena perbedaan metabolisme tertentu yang dipicu oleh perubahan mikrobioma usus spesifik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa alasan di balik mengapa bayi prematur gagal tumbuh atau berkembang secara normal seperti bayi lain meski mendapat asupan kalori yang sama adalah karena tubuh mereka merespons seolah-olah mereka sedang berpuasa. Studi ini juga menunjukkan bahwa susunan bakteri usus mungkin juga terkait dengan ketidakmampuan mereka untuk memetabolisme nutrisi tertentu dengan tepat.

Saluran pencernaan terdiri dari triliunan mikroba. Ini berarti bahwa ada lebih banyak bakteri usus yang ada di saluran pencernaan daripada sel-sel yang ditemukan dalam tubuh. Dari sana, setidaknya ada 400 spesies bakteri dan mereka sangat penting untuk pencernaan makanan, mensintesis nutrisi dan vitamin, dan melawan patogen berbahaya. Secara keseluruhan, mereka sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.

Bakteri Usus

Penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mikrobioma tertentu adalah faktor utama dalam perkembangan kondisi tertentu, seperti asma, obesitas, alergi, diabetes, depresi, penyakit autoimun, dan beberapa jenis kanker. Dari beberapa penelitian terlihat bahwa komposisi bakteri usus pada bayi prematur sangat berbeda dibanding mereka yang lahir normal.

Penelitian baru ini diikuti 58 bayi prematur, yang lahir pada usia kehamilan rata-rata 26 minggu. Ketika mereka menginjak usia 40 minggu, sekitar 60 persen bayi mengalami kegagalan pertumbuhan postnatal yang parah, yang berarti berat badan mereka kurang dari persentil ketiga pada grafik pertumbuhan..

Selain itu, 36 bayi mengalami kegagalan pertumbuhan dan sisanya berkembang secara normal. Juga, kelompok-kelompok tersebut memiliki perbedaan yang persisten pada bakteri usus dan metabolisme terlepas dari komplikasi prematuritas, termasuk perforasi usus, radang usus atau enterokolitis nekrotikans, dan infeksi darah atau sepsis.

Mereka juga menemukan bahwa pada bayi prematur, terutama mereka yang gagal tumbuh telah mengalami gangguan maturasi bakteri usus. Mereka juga menemukan keterlambatan perkembangan metabolisme, yang menunjukkan metabolisme glukosa dan senyawa non-lipid lainnya yang rendah. Karena itu, mereka bergantung pada asam lemak. Bayi-bayi itu dalam keadaan konsisten seperti puasa. Para peneliti percaya bahwa penelitian ini, yang secara khusus membandingkan mikrobioma dan metabolisme bayi, dapat membantu meningkatkan perkembangan bayi prematur dan intervensi di masa depan.