Ethicaldigest

Ponsel Pengaruhi Metabolsime Otak

Pengaruh radiofrequensi-modulated electromagnetic field (RF-EMFs) ditenggarai mempunyai efek karsinogenik, yang mengakibatkan tumor otak. Berbagai penelitan telah dilakukan untuk mencari tahu soal ini. Menggunakan positron emission tomography, para peneliti mengamati metabolisme glukosa selama penggunaan dan tanpa ponsel. Terlihat bahwa metabolisme meningkat selama penggunaan polsel, terutama di area orbitofrontal cortex serta temporal pole. Area ini selalu dekat dengan antena dari ponsel. Disimpulkan, memakai ponsel  selama 50 menit bisa menurunkan metabolsime glukosa otak, terutama di sekitar area antena. Kita tahu, glukosa sangat penting bagi metabolisme otak. “Kita tidak tahu, bagaimana konsekuensi klinis dari temuan ini, baik yang negatif mau pun positif dari paparan ponsel,” ujarDr. Nora D. Volkow,  penulis utama studi dari National Institute on Drug Abuse, Maryland, Amerika Serikat.

Untuk sementara, direkomendasikan menggunakan perangkat hands-free atau dalam mode speaker, untuk menghindari kontak langsung dari telepon dengan kepala. Perlu perhatian terhadap anak-anak dan remaja, yang jaringan sarafnya masih berkembang. Temuan ini tidak memberikan titik terang pada kontroversi, apakah paparan ponsel mengakibatkan kanker atau tidak. Tapi, “Hasil ini memberi kita pengetahuan lebih bahwa otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik,” katanya. Ada pun mengenai konsekuensi negatifnya, masih perlu dievaluasi lebih lanjut.

“Penelitan metabolisme glukosa otak manusia ini untuk pertama kalinya dilakukan, setelah era penggunaan ponsel,” ujarHenry Lai, PhD, dari Departemen Bioengineering di University of Washington, Seattle, dan Lennart Hardell, MD, PhD, dari Departemen Onkologi di University Hospital di Orebro, Swedia dalam editorial publikasi penelitian ini. “Hasil oleh Volkow dkk menambah kekhawatiran tentang kemungkinan efek kesehatan akut dan jangka panjang, dari emisi frekuensi radio dari ponsel, termasuk telepon desktop yang mobile dan nirkabel.”