Ethicaldigest

Penyebab Produksi ASI Menurun

Menganjurkan ASI sebagai sumber nutrisi utama bayi, wajib bagi dokter. ASI ekslusif selama enam bulan pertama kehidupan, terbukti dapat mengurangi angka kematian serta kesakitan bayi. Kenyataan di lapangan, banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Menjadi tugas seorang dokter untuk mencari tahu penyebab dan mencari solusinya, tanpa menyalahkan si ibu.

Di luar dari pandangan selama ini, penyebab tidak diberikannya ASI eksklusif ternyata bukan hanya karena keengganan ibu untuk menyusui dan ketidaktahuan akan manfaat ASI. Masalah selama menyusui dijumpai oleh hampir semua ibu. Mulai dari ASI yang tidak keluar, produksinya berkurang atau terhenti sama sekali, nyeri saat menyusui, mastitis, sulit untuk bisa menyusui di muka umum, hingga memberikan ASI selama ibu bekerja. “Bila tidak ditindaklanjuti, hal ini dapat berujung pada gagalnya pemberian ASI eksklusif,” ujar dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Salah satu masalah yang dapat dijumpai adalah berkurangnya suplai atau produksi ASI. Selama tiga bulan pertama, produksi ASI dari ibu yang menyusui dapat berlimpah, bahkan sampai merembes dan dapat mengalami let down reflex (LDR) hingga beberapa kali dalam satu sesi menyusui. Seiring waktu, produksi ASI akan berkurang menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Akibatnya, payudara dapat tampak ‘kosong’ dan menyebabkan rasa kuatir pada ibu, apakah produksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. “Hal ini masih dapat dianggap normal, selama bayi mengalami kenaikan berat badan yang baik, serta frekuensi dan jumlah urin normal,” tambahnya.

  • Pemberian tambahan makanan atau minuman. Produksi ASI dipengaruhi oleh seberapa banyak bayi menyusu pada ibu. Dengan demikian, jika bayi diberi susu formula, jus buah atau air minum, akan memberi sinyal pada ibu untuk mengurangi produksi ASI.
  • Bingung puting. Bayi menjadi sulit atau enggan menyusu langsung pada ibu, dan lebih suka menyusu dari botol. Ini disebabkan oleh penggunaan dot atau pelindung putting.
  • Menyusui dengan jadwal dapat mempengaruhi produksi ASI.
  • Bayi mengantuk saat disusui, terutama pada beberapa minggu pertama.
  • Membatasi lamanya bayi menyusu, misalnya dengan menghentikan bayi menyedot sebelum ia melepaskannya sendiri.
  • Hanya memberikan satu sisi payudara setiap kali menyusui.
  • Gangguan kesehatan atau anatomis pada bayi, yang mengakibatkan bayi tidak dapat mengisap ASI dengan baik.
  • Gangguan kesehatan pada ibu, seperti anemia, hipotiroidism, sisa plasenta, perdarahan postpartum. Ibu dengan gangguan hormonal, sedang minum obat tertentu, merokok, minum alkohol, dan haid juga dapat mengalami penurunan produksi ASI.

Cari penyebab dan atasi

Sebelum membantu ibu untuk meningkatkan produksi ASI, perlu menganalisis lebih lanjut apakah benar ASI yang diproduksi tidak mencukupi kebutuhan bayi. Ini dapat dilihat dari berat badan bayi dan jumlah popok basah yang diganti setiap harinya. Seiring waktu, apalagi setelah bayi mulai mendapat MPASI, produksi ASI memang akan menurun. Namun jika penurunan terjadi berlebihan, mungkin jumlah MPASI dapat dikurangi.

Pastikan bayi menyusu secara efisien, dan dapat menghisap sempurna ASI hingga payudara kosong. “Anjurkan ibu untuk sering-sering menyusui, dan berganti payudara kiri dan kanan,” katanya. Hindari penggunaan botol dan dot. Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, cukup berikan ASI sebagai sumber nutrisi. Selain itu, hidrasi, kesehatan, psikologis, dan diet ibu perlu diperhatikan.

Ada kalanya, penyebab menurunnya produksi ASI tidak diketahui. Umumnya, cara-cara alami seperti di atas cukup untuk merangsang produksi ASI. Namun, jika masih dirasa kurang, maka kepada ibu dapat diberikan galactogogue atau laktagogum. Laktagogum adalah herbal atau obat yang dapat membantu meningkatkan suplai ASI. Meski demikian, penggunaan laktagogum hanya  efektif, jika disertai pengosongan payudara secara sering dan efektif. Jika semua faktor yang menyebabkan penurunan suplai ASI telah diketahui dan diatasi, laktagogum dapat membantu mempercepat proses pemulihan produksi ASI.                

Laktagogum umumnya bekerja dengan meningkatkan kadar prolaktin. Dua obat yang dikenal sebagai laktagogum antara lain domperidone dan metoclopramide. Sedangkan dari bahan alam, yang dikenal adalah tumbuhan fenugreek, milk thistle, daun katuk, oatmeal, bawang putih dan kacang-kacangan.