Ethicaldigest

Risiko Kanker Anak Bayi Tabung

Setiap tahun, 1-2 juta prosedur bayi tabung (in vitro fertilization [IVF]) dilakukan di seluruh dunia, dan telah berhasil menghasilkan 8 juta anak. Keamanan prosedur ini telah dievaluasi sejak awal teknologi reproduksi berbantuan (ART) diperkenalkan, dan laporan tentang risiko kanker pada anak-anak yang lahir melalui proses ini masih menjadi perdebatan.

Sebuah penelitian baru-baru ini oleh Spaan M dan kawan-kawan menilai risiko kanker pada anak dari wanita subur yang datang ke klinik kesuburan di Belanda. Dari 47.690 anak yang lahir hidup, 231 (93 lahir dengan ART dan 138 lahir tanpa ART) didiagnosis mengalami kanker selama median follow up 21.

Temuan penelitian meliputi:

  • Risiko kanker secara keseluruhan tidak meningkat pada anak-anak hasil konsepsi ART dibandingkan dengan anak hasil konsepsi alami dari perempuan subfertil atau pada populasi umum.
  • Risiko kanker tidak meningkat pada anak-anak dari ibu yang terpapar obat kesuburan dibandingkan anak-anak hasil konsepsi alami
  • Peningkatan risiko kanker yang sedikit tetapi tidak signifikan terjadi pada anak-anak hasil konsepsi dengan injeksi sperma intracytoplasmic atau kriopreservasi.
  • Risiko leukemia limfoblastik dan melanoma secara tidak signifikan meningkat pada anak-anak hasil konsepsi ART, dibandingkan anak-anak hasil konsepsi alami.

Ada banyak hasil-hasil penelitian yang sudah dipublikasikan. Namun, sebagian hasilnnya saling bertentangan. Hasil-hasil penelitian tersebut menurut dr. Peter Kovac umumnya memiliki kekurangan, antara lain adalah jumlah penderita kanker yang dilibatkan dan menggunakan kelompok perbandingan yang tidak tepat.

Penelitian yang dilakukan oleh Spaan M dan kawan-kawan ini mmenggunakan kelompok kohort waita yang menjalani ART dalam jumlah besar dan periode follow up yang panjang. Penelitian juga membandingkan outcome dengan populasi umum dan kelompok wanita subfertil yang tidak menjalani ART. Ini memungkinkan peneliti bisa menyelidiki peran paparan obat fertilitas dan manipuasi in vitro setelah mengendalikan subfertilitas.

Beralasan jika kita khawatir mengenai risiko kanker pada anak yang lahir melalui ART. Selama proses ART, embrio disimpan di luar saluran reproduksi wanita selama beberapa hari, yang dapat memengaruhi pemrograman epigenetik. Perbedaan dalam pemrograman epigenetik dapat memengaruhi aktivitas berbagai gen yang dapat memengaruhi kesehatan anak yang dihasilkan.

Kelompok wanita yang diteliti menjalani prosedur ART antara 1983 dan 2000. Prosedur ART telah berubah secara signifikan sejak saat itu. Kultur embrio yang diperluas sampai ke fase blastocyst dilakukan semakin luas. Kultur in vitro yang lebih lama dapat mengubah metilasi gen lebih lanjut. Oleh karena itu penting untuk membandingkan outcome ART antara transfer fase cleavage dan blastocyst.

Kriopreservasi embrio, oosit, dan bahkan jaringan ovarium semakin banyak digunakan. Beberapa tren risiko kanker yang lebih tinggi diamati dalam penelitian ini setelah transfer embrio beku, tetapi jumlah kasus terlalu kecil untuk menganalisis subkelompok. Penelitian ini tidak menemukan peningkatan risiko kanker pada anak hasil konsepsi ART atau setelah paparan obat kesuburan, tetapi karena teknologi baru diperkenalkan dan jumlah siklus pengobatan meningkat, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi keamanan prosedur ini.