Ethicaldigest

Manajemen Luka Diabetes 2

Perawatan di rumah sakit

Perawatan di rumah sakit memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga keputusan diambil berdasar pertimbangan klinis mau pun sosial pasien. Pasien dengan infeksi berat atau mengalami komplikasi iskemia, umumnya harus dirawat di rumah sakit. Pada infeksi ringan dan sedang, perawatan di rumah sakit hanya untuk keperluan observasi, pemeriksaan diagnostik, atau adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi perawatan luka.

Pada sebagian besar kasus, diperlukan prosedur pembedahan, mulai dari drainase dan eksisi jaringan yang terinfeksi ataupun jaringan nekrotik. Ini bertujuan untuk revaskularisasi ekstremitas bawah dan memperbaiki defek pada jaringan lunak, atau pergeseran mekanik yang terjadi.

Konsultasi dengan ahli bedah diperlukan, dalam kondisi yang dapat membahayakan tungkai atau jiwa pasien. Misalnya necrotizing fasciitis, gangren, hilangnya jaringan lunak yang luas, tanda compartment syndrome, atau tungkai yang mengalami iskemia. Ahli bedah juga diperlukan untuk mengevaluasi pasien dengan nyeri tungkai persisten yang tidak diketahui sebabnya, abses atau infeksi yang dalam.

Debridement surgical yang agresif dan tepat waktu, termasuk reseksi atau amputasi, dapat mengurangi perlunya amputasi yang lebih luas di kemudian hari. Pus yang tertekan, terutama pada kaki yang iskemik, dapat menyebabkan kerusakan secara cepat dan sulit diperbaiki. Sedangkan pada pasien dengan infeksi ringan, pembedahan dapat ditunda sambil diberikan terapi, atau menunggu sampai dapat dibedakan mana jaringan yang sehat atau nekrotik.

Menurut dr. Vera Ikasari, SpBP, dari RSU Bunda, Jakarta, penting untuk mengevaluasi suplai arteri dan revaskularisasi pada tungkai. Perawatan luka secara optimal sangat diperlukan meliputi pembersihan luka dengan benar, debridement kalus dan jaringan nekrotik, dan menghilangkan penekanan. Ahli bedah harus mampu menentukan kecukupan suplai darah untuk jaringan yang sehat, mempertimbangkan perlunya pembedahan dan menentukan strategi untuk menutup jaringan lunak yang rusak pada akhirnya. Termasuk usaha untuk mempertahankan permukaan kaki yang diperlukan untuk berjalan.

Memang, beberapa kasus amputasi merupakan pilihan terbaik atau satu-satunya. Meski demikian, hal ini merupakan pilihan berat dan harus diminimalkan, menyangkut kondisi psikoloigis pasien. Menurut dr. Vera, amputasi segera hanya diperlukan untuk kasus nekrosis luas atau infeksi yang mengancam jiwa. Sedangkan amputasi elektif dapat dipertimbangkan, bagi pasien yang mengalami ulserasi berulang, dengan hilangnya fungsi kaki secara permanen, atau memerlukan perawatan yang terlalu lama di rumah sakit. “Ingat, sebelum melakukan amputasi, dokter harus mempertimbangkan masalah vaskular, rekonstruksi, dan rehabilitasi pasien,” tambahnya.

Merawat luka

Tujuan perawatan luka adalah untuk menyingkirkan jaringan mati dan tidak sehat, sehingga luka dapat sembuh dan menyingkirkan patogen yang ada. Debridement secara tajam dapat dilakukan tanpa anestesi, terutama pada kaki yang mengalami neuropati. Luka dibalut sedemikian rupa, agar mudah dilakukan inspeksi setiap hari dan tetap memberikan lingkungan yang lembab untuk penyembuhan luka.

Peranan terapi tambahan yang saat ini ada untuk ulkus diabetik, belum memiliki banyak bukti. Namun granulocyte colony-stimulating factor dan terapi oksigen hiperbarik sistemik, mungkin dapat membantu mencegah amputasi. Terapi ini dapat bermanfaat untuk kasus infeksi berat, atau penyakit yang respon terhadap terapi tidak adekuat, meski semua faktor lokal dan sistemik telah diperbaiki.

Follow-up terhadap respon terapi, dilakukan secara teliti dan dilakukan setiap hari pada pasien yang dirawat, atau 2-5 hari sekali pada pasien rawat jalan. Indikator utamanya adalah perbaikan tanda inflamasi lokal maupun sistemik.

Setidaknya, ada tiga fase dalam proses penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, proliferasi dan maturasi. Ketiganya berlangsung secara berurutan dan tumpang tindih. Jika salah satu fase mengalami gangguan, proses penyembuhan luka akan terganggu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka, mencakup penyakit underlying, usia, obat-obatan dan faktor teknis.

“Kolonisasi bakteri dapat memperlama fase inflamasi, mengganggu proses epitelisasi, kontraksi dan deposisi kolagen. Sedangkan endotoksin menyebabkan degradasi kolagen dan menghancurkan jaringan normal sekitarnya.” Hipoksia pada luka adalah faktor lain yang mempengaruhi kesembuhan. Diabetes adalah kondisi yang menyebabkan jaringan luka kekurangan oksigen. Faktor teknis antara lain adalah teknik operasi, materi yang digunakan dalam penjahitan dan perawatan luka.

Dalam pengelolaan luka kaki diabetes, ada beberapa prinsip yang harus dijalankan, yaitu kontrol mekanis, kontrol luka, kontrol mikrobiologis, kontrol metabolik, kontrol vaskular dan edukasi pada penderita. Menurunkan tekanan pada kaki dalam rangka melakukan kontrol mekanis pada kaki, penting untuk mencegah terjadinya luka dan membantu proses penyembuan. Menggunakan sepatu khusus juga dapat mengurangi tekanan di telapak kaki. 

Manajemen Luka Diabetes 1