Ethicaldigest

Diagnosis Osteoartritis

NO dan IL-1 beta akan menghambat pembentukan kolagen dan proteoglikan. Efek negatif lainnya IL-1 beta dan NO adalah dapat mengaktivasi enzim proteolitik (matrix metalloproteinase), sehingga terjadi degradasi rawan sendi terutama jaringan kolagen dan menyebabkan kematian kondrosit.

Pada osteoartritis terjadi inflamasi lokal, disertai degradasi rawan sendi dengan kerusakan kolagen, dan degradasi struktur proteoglikan. Hasil degradasi rawan sendi tersebut masuk ke sistim limfe dan darah, menuju ke hati dan kemudian dikeluarkan melalui urin. Sebaliknya, perbaikan rawan sendi bisa dilakukan oleh hormon pertumbuhan, yaitu insulin growth factor  dan transforming growth factor yang diproduksi kondrosit.

Pada osteoartritis, degradasi lebih besar dibandingkan pembentukan. Akhirnya timbul nyeri, pembengkakan, dan gangguan fungsi sendi. Fase selanjutnya akan terjadi kompensasi dengan pertumbuhan tulang di bawah rawan sendi, akibat stimulasi hormon pertumbuhan.

Tulang di bawah rawan sendi menjadi hipertrofi dan keras (osteofit). Tulang yang keras ini  akan menyebabkan elastitas rawan sendi lebih berkurang lagi, sehingga akan menambah kerusakan rawan sendi.

Diagnosis

Menegakkan diagnosis osteoartritis tidak sulit. Sebagaimana disampaikan dr. Zainal Arifin Adnan, Sp.PD dari RSUD dr. Moewardi, Surakarta, pada Temu Ilmiah Reumatologi, “Sebagian besar pasien merasakan bahwa onset serangan nyeri berasal dari sendi. Nyeri memberat saat melakukan aktivitas dan mereda setelah istirahat.”

Penderita sering mengalami pembengkakan pada sendi akibat peradangan. Bahkan pembengkakan tulang atau hipertrofi dapat berkembang dan mempengaruhi gerakan normal penderita. Hipertrofi tulang terlihat dengan sangat jelas, pada persendian karpometakarpal yang pertama (jari jempol kaki) dan sering simetris. Nodus herbeden banyak ditemukan, terutama pada kaum wanita. Ketika perubahan hipertropik memiliki perkembangan sempurna pada sendi tangan yang terserang, rasa nyeri sering berkurang.

Selain tangan, osteoartritis juga dapat menyerang sendi penumpu berat badan, seperti pinggul, lutut, tulang belakang leher dan lumbal. Bahu, siku, pergelangan kaki, dan sendi tarsalia cenderung tidak terkena, kecuali pada kondisi traumatik atau kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang mempengaruhi pasien untuk mengalami perubahan degeneratif dalam persendian ini. Suara krepitus mungkin dapat dirasakan di sendi, pada orang yang terserang osteoartritis tingkat menengah sampai berat.

Peradangan osteoartritis atau erosi biasanya menyerang wanita pasca menopause, dengan perubahan-perubahan peradangan dan erosi pada daerah nodul sendi, persendian interphalangeal proksimal atau distal. Sub-luksasi medial atau lateral pada persendian interphalangeal proksimal atau distal, sangat umum ditemukan pada jenis osteoartritis ini.

Perubahan-perubahan radiografi, termasuk hilangnya ruang sendi, sklerosis dan osteofit, dengan erosi dan ankilosis okasional. Pada jari-jemari, erosis sentral tersebut dan osteofit perifer dapat memperlihatkan seagull sign pada gambaran radiografi.

Peradangan osteoartritis harus dibedakan dari arthritis psoriatic, gout arthritis dan kadang-kadang dari perdangan yang terdapat pada nodus Heberden atau Bauchard. Pemeriksaan laboratorium tidak banyak dijumpai kelainan yang spesifik. Lekositosis >7000/ml, peningkatan CRP (C-reactive protein). Berbagai sitokin proinflamasi merupakan indikator jika osteoartritis disertai radang akut.

Osteoartritis menyerang kedua lutut

Dalam sejarahnya, osteoartritis pada sendi lutut dianggap sebagai penyakit yang tidak simetris. Sebagian besar penelitian, pada akhirnya hanya terfokus pada osteoartritis sebagai  penyakit yang menyerang satu sendi lutut saja. Beberapa penelitian silang menunjukkan bahwa nyeri lutut bilateral adalah masalah kesehatan yang umum ditemukan di masyarakat. Namun demikian, masih sedikit penelitian yang menyelidiki prevalensi osteoartritis sebagai penyakit di simetris secara radiologis.

Ada satu metaanalisa oleh Andrew J Metcalfe dan kawan-kawan, yang dipublikasikan di BMC Muscolaskletal Disorder tahun 2012, yang menunjukkan bahwa 24 dari 30 (80%) pasien dengan penyakit unilateral pada baseline menjadi bilateral setelah 12 tahun. Pada baseline, 37 pasien (26%) memiliki penyakit bilateral. Tapi  setelah 5 tahun, jumlahnya meningkat menjadi 65 (52%) dan 100 (70%) setelah 12 tahun. Pada sebagian besar pasien tersebut ditemukan keterlibatan kompartmen media pada kedua lutut. Enam pasien mengalami penyakit kompartmen lateral pada satu lutut dan medial pada lutut lainnya. Hanya dua pasien yang mengalami penyakit bilateral di kompartment lateral.

Banyak alasan, mengapa osteoartritis lutut cenderung berkembang menjadi penyakit bilateral. Pengaruh genetik dan malalignment turunan, diduga menyebabkan berkembangnya penyakit bilateral. Suatu analisa cara berjalan menemukan bahwa beban yang berlebih pada salah satu lutut yang sehat, dapat mempercepat berkembangnya penyakit di sendi tersebut.