Ethicaldigest

Vaksinasi Influenza untuk Geriatri

Influenza pada geriatri bisa menimbulkan komplikasi berat. Vaksinasi influenza efektif mencegah komplikasi dan mengurangi angka kematian. Perlu dilakukan setiap tahun karena strain virus yang beredar selalu berubah.

Bagi pasien geriatri, influenza bisa sangat berbahaya. Diperkirakan, 80-90% kematian akibat influenza terjadi pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. Masalah utama dari influenza, penyakit ini mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi lain misalnya infeksi paru oleh bakteri pneumonia. Pneumonia adalah komplikasi utama dari influenza, terutama pada orang usia lanjut karena terjadi  penurunan kekebalan tubuh dan perubahan anatomi yang terjadi secara alami.

Pada orang lanjut usia, elastisitas otot pernafasan menurun, refleks batuk dan bersihan mukosilier berkurang, makrofag alveolar sebagai pertahanan lapis kedua terutama pada hipoksemia dan uremia terganggu. Sistem imun seluler dan humoral turun, dan kerap terjadi aspirasi akut (muntah-muntah, tersedak) dan kronis (waktu menelan atau karena regurgitasi waktu tidur/telentang).

Semua ini makin diperberat dengan kenyataan bahwa sulit untuk mendeteksi, apalagi mengobati penyakit pada pasien geriatri. Manifestasi gejala yang muncul pada usia lanjut akibat pneumonia, bisa sangat berbeda dari yang umum ditemui pada dewasa muda, sehingga banyak yang tidak atau terlambat terdeteksi. Bila sudah terdeteksi, pengobatannya tidak mudah. ”Obat dan dosis yang kita berikan sudah sesuai aturan, tapi hasilnya  tidak memuaskan. Upaya preventif menjadi pilihan utama,” tutur dr. Edy Rizal, Sp.PD, K-AI dari FKUI/RSCM, Jakarta.

Vaksinasi

Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebutkan, vaksinasi adalah langkah paling efektif untuk mencegah penyakit atau outcome yang berat akibat penyakit. Khususnya untuk influenza, vaksinasi efekif mencegah komplikasi akibat influenza pada usia >60 tahun. Pada orang dewasa sehat, vaksin influenza dapat mencegah 70-90% penyakit influenza. Pada usia lanjut, vaksin mengurangi keparahan penyakit dan komplikasi sampai 60% dan kematian hingga 80%. “Sebuah retrospective cohort study di Belanda (1992-2003) menunjukkan, rerata mortalitas yang terkait influenza pada usia lanjut, turun setelah vaksinasi,” papar Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, K-AI, Guru Besar Tetap Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Indonesia.

Penurunan morbiditas dengan pemberian vaksin, salah satunya terlihat pada studi yang dilakukan Qureshi, dkk (1999) yang meneliti 2070 jemaah haji Pakistan selama 33 hari. Sebanyak 54% yang mendapat vaksin influenza mengalami gejala flu-like illness lebih sedikit (34%), dibandingkan yang tidak divaksin (64%). Penggunaan antibiotik juga lebih rendah; 18% pada mereka yang mendapat vaksin, dan 41% pada yang tidak divaksin.

Perlu diinformasikan kepada pasien, mereka tetap bisa kena flu/gejala flu-like illness meski sudah divaksinasi, karena penyebab flu/gejala flu bukan hanya virus influenza. ”Kalau terjadi infeksi influenza meski pasien sudah mendapat vaksinasi, insiden patuk-pilek lebih jarang dan tidak terjadi komplikasi,” terang Prof. Samsuridjal. Pasien juga perlu diedukasi, vaksinasi influenza perlu dilakukan 1 tahun sekali. Alasannya, virus flu sangat cepat berubah dan bermutasi, dan bisa tercipta strain baru. Jenis virus yang beredar setiap tahun pun berbeda. Selain itu, level antibodi yang dirangsang oleh vaksin akan turun seiring berjalannya waktu.

Vaksin influenza terdiri dari 3 virus influenza (dua strain influenza A dan satu strain B). ”Vaksin dibuat berdasar pengamatan pada virus-virus yang beredar selama setahun di berbagai negara,” ujar dr. Stephen Nawawi dari Sanofi Pasteur. Vaksin berupa vaksin inaktif, yang disutikkan dengan injeksi intramuscular atau subkutan dalam. Vaksin influenza bisa diberikan bersamaan dengan vaksin pneumokokok, untuk menambah perlindungan pada usia lanjut terhadap pneumonia.

Secara umum, cakupan vaksinasi pada usia dewasa di Indonesia masih sangat rendah. Di Korea Selatan, cakupan vaksinasi influenza pada dewasa mencapai 70%. Ini hampir menyamai AS (75%) dan Inggris (73%). Kalangan medis perlu mengedukasi pasien, tentang pentingnya vaksinasi influenza pada usia lanjut. “Sebuah peneltian menunjukkan, lebih 60% pasien akan melakukan vaksinasi bila disarankan oleh dokter,” ujar Prof. Samsuridjal. Dan, sebaiknya, mulai dari diri sendiri dan keluarga. “Bagaimana pasien sadar untuk melakukan vaksinasi, bila kita (kalangan medis) tidak melakukan vaksinasi untuk diri sendiri dan keluarga kita?” katanya.