Ethicaldigest

Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Memonitor tumbuh dan kembang anak, penting dilakukan. Tujuannya agar bisa dikertahui sejak dini, jika ada kelainan yang terjadi pada anak. Sehingga, penanganan antisipatif bisa dengan cepat diambil. Menurut dr. Rini Sekartini Sp.A dari Unit Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Ciptomangunkusumo, Jakarta, “Waktu terbaik untuk melakukan skrining tumbuh kembang adalah pada usia 0-3 tahun.” Masa 0-3 tahun juga waktu terbaik untuk melakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.

Dalam proses tumbuh kembang anak, ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dan menghambat perkembangannya. Jika masalah ini tidak cepat ditangani langsung, bisa merugikan anak di lingkungan keluarga dan sosialnya kelak setelah dewasa. Berikut masalah yang sering terjadi pada tumbuh kembang anak.   

Gangguan bicara dan bahasa

Berbicara merupakan titik sentral penting, bagi seluruh perkembangan anak. Keterlambatan bicara merupakan penyebab yang sering terjadi pada anak. Hal tersebut terjadi karena adanya keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat, yang diperlukan dalam memroduksi kemampuan berbicara pada anak. Kurangnya stimulasi juga bisa menjadi penyebab gangguan ini, dan jika tidak segera ditangani gangguan ini bisa menetap. 

Beberapa penelitian menyatakan, penyebab gangguan berbicara terjadi karena adanya gangguan hemisfer dominan. Gangguan ini mengarah ke otak bagian kiri. Tapi beberapa ada juga yang ditemukan di belahan otak kanan, korpus kalosum, dan lintasan pendengaran yang saling berhubungan. Gangguan bicara ini sering terjadi pada pria dan biasanya ringan. Umumnya, kemampuan berbicara akan terlihat baik saat umur 2 tahun.  

Cerebral Palsy (CP)

Cerebral palsy merupakan suatu kondisi yang menyerang pusat kendali pergerakan. “Anak dikatakan menderita CP, jika mengalami gangguan motorik, ada gangguan pada tonus otot, terutama di gerak motorik yang disebabkan cidera di otak yang sifatnya non progresif,” kata dr. R. Anna Tjandajani, Sp.A dari RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta.

Anak yang mengalami gangguan ini, akan menyebabkan kesulitan dalam memegang obyek, merangkak dan berjalan. Selain itu, penderita juga mengalami kejang dan gangguan mental. CP berat menyebabkan anak tidak bisa berjalan dan memerlukan perawatan ekstensif jangka panjang. Sedangkan CP ringan hanya sedikit cangggung dalam gerakan dan membutuhkan bantuan khusus.

Down Syndrome

Gangguan ini merupakan kelainan genetic, yang disebabkan jumlah kromosom 21 lebih banyak dibandingkan orang normal. Manusia normal memiliki kromosom 46, sedangkan penderita down syndrome memiliki kromosom 47. Gangguan ini ditandai dengan wajah yang mirip orang Mongolia, dan penderita mengalami cacat mental. Gangguan ini bisa terdeteksi saat masa kehamilan, dengan cara pengambilan contoh air ketuban dan tes darah, sebelum minggu ke-16 masa kehamilan. 

Perawakan Pendek

Gangguan ini merupakan keadaan, di mana anak memiliki tinggi badan di bawah persentil ke-3 (P < 3). Hal tersebut terjadi karena gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin. Gejalanya yaitu BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), pertumbuhan melambat (batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5 cm/tahun desimal), kecepatan tumbuh tinggi badan <4 cm/tahun, dan pubertas yang terlambat.

Autis

Autis merupakan kondisi anak dari sejak lahir, yang membuatnya tidak dapat melakukan hubungan sosial atau berkomunikasi secara normal. Akibatnya, anak merasa terisolasi dan masuk ke dalam dunianya sendiri, aktivitas dan minat yang obsesif (Baron-Cohen, 1993).

Gejalanya muncul saat anak berumur 3 tahun, yang dirasakan biasanya komunikasi (terlambat atau tidak bisa bicara), sulit bersosialisasi, kelainan pengindraan (sensitive terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan rasa), dan perilaku (hiperaktif dan pasif)

Retardasi mental

Retardasi mental ialah keadaan intelegensia yang kurang (subnormal), sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terjadi perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan. Tapi, gejala utama pada retardasi mental ialah intelegensi yang terbelakang atau keterbelakangan mental (IQ<70). Hal itu menyebabkan  ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi dalam masyarakat.