Ethicaldigest

Konsentrasi Asetaminofen Urin Pria dan TTP Pasangan

Time to pregnancy (TTP) lebih lama pada pasangan, dimana pihak pria memiliki konsentrasi asetaminofen dalam urin yang tinggi, dibanding pasangan dengan pria yang memiliki kadar asetaminofen rendah. Ini merupakan hasil penelitian, yang dipublikasikan online 13 Juli di Journal Human Reproduction.

Paparan terhadap asetaminofen bisa berasal dari lingkungan, termasuk dalam bentuk pil. Para-aminophenol adalah suatu produk pemecahan asetaminofen dan aniline, yang digunakan dalam pembuatan pestisida tertentu, produk karet, pewarna dan busa polyurethane dan ada dalam kosmetik, makanan dan pakaian. Penelitian-penelitian epidemiologi dan pada binatang menunjukkan, asetaminofen bisa menggangu sistim endokrin.

Melissa Smarr, mahasiswa post doctoral dari Divisi Intramural Population Health Research di Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di National Institutes of Health, Bethesda, Maryland, dan rekan memeriksa kemungkinan hubungan konsentrasi asetaminofen dalam urin pada pria dan TTP pada pasangan mereka.

Para peneliti mengukur konsentrasi asetaminofen dan para-aminofenol, dalam sampel urin tunggal yang diberikan di awal keikutsertaan mereka dalam penelitian Longitudinal Investigation of Fertility and the Environment (LIFE). Penelitian kohort prospektif ini mencakup 501 pasangan yang tinggal di Michigan atau Texas, yang berusaha hamil antara tahun 2005 dan 2009.

Para peneliti mengikuti semua pasangan sampai dengan 1 tahun. Kehamilan terjadi pada 347 (69%) dari 501 pasangan selama penelitian. Asetaminofen dalam konsentrasi tinggi pada wanita tidak dihubungkan dengan TTP yang lebih lama, tapi pada pria ada hubungan moderat.

Konsentrasi asetaminofen dalam urin lebih tingi pada wanita daripada pria (median, 26,6 vs 13,2 ng/mL, secara berurutan; P < .0001). Pasangan dengan pria memiliki konsentrasi asetaminofen melebihi 73,5  ng/mL, 35% lebih kecil kemungkinan hamil dibandingkan pasangan dengan pria yang memiliki konsentrasi kurang dari 5,4 ng/mL. Hasil-hasil ini disesuaikan berdasarkan usia, indeks masa tubuh, kreatinin urin, hipotiroidisme, hipertensi, status merkok prekonsenpsi, ras/etnis dan pendapatan rumah tangga.

Analisa ini menggunakan fecundability odds ratios (FORs), dimana estimasi kurang dari 1,0 mengindikasikan TTP yang lebih panjang dan “diminished fecundity.” Konsentrasi obat dengan kuartil tertinggi pada pria, dihubungkan dengan TTP yang lebih panjang (FOR, 0.67; 95% confidence interval, 0,47-0,95). Hasilnya menetap setelah dilakukan penyesuaian untuk kadar asetaminofen urin wanita dan hipotiroid pria dan hipertensi. (FOR, 0,65; 95% confidence interval, 0,45-0,94). Meski demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan. Yaitu hanya menggunakan satu pengukuran urin dan menggunakan asetaminofen, dengan  paruh hidup beberapa jam, serta kurangnya informasi mengenai indikasi penggunaan asetaminofen.