Ethicaldigest

Mengatasi Keriput

Keriput muncul karena kandungan kolagen di kulit berkurang. Kolagen dapat dimasukkan ke tempat yang keriput melalui suntikan oleh dokter yang terlatih.

Menua merupakan proses penurunan fungsi dan kapasitas cadangan seluruh organ tubuh, termasuk kulit, yang berlangsung secara intrinsik dan berangsur sepanjang waktu. Pada kulit, proses menua intrinsik dipercepat oleh berbagai faktor ekstrinsik. Yang paling dominan adalah pajanan sinar matahari. Proses ini disebut skin photoaging atau premature aging skin, yang dialihbahasakan sebagai kulit menua dini (KMD). Pada kulit menua intrinsik dijumpai garis-garis kerut yang halus. Pada KMD garis kerut tampak sebagai keriput yang dalam.

Kulit keriput sebagai tampilan kulit menua, umumnya tidak disukai apalagi oleh kaum wanita. Kulit keriput dapat menyebabkan kecemasan dalam hubungan sosial, akibat adanya berbagai perasaan seperti: tersingkir dan rendah diri, seolah menderita penyakit kronis, kurang mempedulikan kesehatan diri, dan merasa mendapat diskriminasi di tempat kerja. Aspek psikososial tersebut menyebabkan banyak orang mengunjungi klinik-klinik kecantikan dan mengonsumsi berbagai obat yang dipercaya bersifat anti menua, serta mampu memudarkan keriput.

Secara klinis, perbaikan keriput kulit menua dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah injeksi material pengisi atau filler. Pada injeksi ini, material yang digunakan cukup bervariasi, mulai dari material autolog seperti kolagen, sel-sel lemak, fibroblas; material allograft; material semi sintetik, material sintetik, sampai injeksi botox.

Filler fibroblas autolog yang dibiakkan menurut beberapa penelitian cukup aman. Fibroblas dari gingiva atau kulit yang tidak terpajan sinar matahari, diisolasi, dibiakkan dan digunakan sebagai filler. Para ahli menduga, sel yang tumbuh cepat dan mendominasi biakan fibroblas adalah sel punca mesensimal. Hal tersebut didasarkan pada penelitian yang membuktikan bahwa fibroblas yang diisolasi dari preputium anak-anak, ternyata mengalami diferensiasi menjadi lini sel-sel adipogenik, osteogenik, atau kondrogenik, serupa dengan sel punca mesensimal. Kelemahan filler fibroblas membutuhkan waktu lebih dari 2 bulan untuk biakan fibroblas dan membutuhkan biaya yang tinggi.

Menurut dr. Anna Gunawan, SpKK, dari RSKB Bina Estetika, cara terbaik untuk melawan keriput adalah mencegahnya dengan menghindari sinar matahari dan rokok. Keriput dapat timbul karena berkurangnya kandungan kolagen pada kulit. “Karena itu, untuk mengatasi keriput, kolagen yang menjadi obatnya,” paparnya. Kolagen dapat dimasukkan ke tempat yang keriput melalui suntikan oleh dokter yang terlatih, untuk ‘mengisi’ kembali bagian-bagian kulit yang sudah berkerut. Walhasil, kulit akan tampak lebih kenyal dan kencang.

Menurut dr. Anna, kulit sebagai organ terluas pada tubuh manusia dan mencakup 16% berat tubuh manusia, memiliki 3 lapisan yaitu: lapisan epidermis, dermis dan subkutan (hipodermis). Epidermis merupakan bagian terluar kulit manusia, yang bertugas mengatur banyaknya penguapan cairan tubuh dari kulit. Kulit juga berfungsi sebagai pelindung sel serta jaringan di bawahnya. “Tanpa adanya epidermis, tubuh akan cepat mengalami dehidrasi,” jelas dr. Anna.

Tepat di bawah epidermis terdapat lapisan kedua, yaitu dermis. Dermis merupakan tempat melekatnya pembuluh darah, saraf dan folikel rambut. Dermis merupakan tempat dibentuknya protein yang kita sebut sebagai kolagen. Perlu diketahui, kolagen adalah salah satu protein yang paling melimpah di dalam tubuh manusia. Sekitar 25-30% protein di dalam tubuh terbuat dari kolagen, misalnya pada jaringan konektif seperti tulang rawan dan tendon.

Lebih lanjut, kolagen merupakan komponen protein utama yang membentuk dermis, salah satu lapisan terluar kulit setelah epidermis. Protein ini penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur. “Ibarat kasur, ketika masih baru, ia masih kencang dan elastis. Lama-kelamaan, kasur akan kempes,” jelas dr. Anna. Normalnya, kolagen berperan saat kita menggunakan otot-otot di wajah untuk tersenyum, mengerutkan kening, menyipitkan mata. Namun, saat kolagen mengalami stress, dapat mengakibatkan munculnya garis atau keriput di wajah.

Perubahan pada kolagen dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, dengan bertambahnya usia kolagen pada kulit mulai memecah dan kaku. Saat kulit masih sehat, helaian-helaian kolagen masih sangat lentur sehingga kulit dapat kembali ke bentuk semula, setelah kita tersenyum atau mengerutkan dahi. Namun, ketika kadar kolagen mulai berkurang, kulit akan kehilangan elastisitas dan tidak segera kembali ke bentuk awalnya.

Tubuh membutuhkan suplai kolagen dalam jumlah yang cukup. Meski begitu, untuk mempertahankan dan mendapatkan kolagen tidakh mudah. Sejak usia 25 tahun, tubuh mulai kehilangan kolagen sebanyak 1,5% setiap tahunnya. Akibatnya, kolagen akan mengempis dan tidak mampu lagi menyokong lapisan terluar kulit. Saat itulah kulit mulai menjadi keriput.

Penelitian pada kulit manusia menunjukkan bahwa kandungan kolagen pada kulit yang terpajan sinar matahari, 20% lebih rendah dibandingkan kulit yang tidak terpajan sinar matahari (Schwartz et al., 2008). Rendahnya timbunan kolagen tersebut, terjadi karena berbagai proses yang dialami oleh fibroblas dermis yang menyerap energi sinar matahari. Pada tingkat selular, pajanan salah satu spektrum sinar matahari, yaitu sinar ultraviolet A (SUVA), terbukti dapat menghambat proliferasi fibroblas, menghambat sintesis kolagen oleh fibroblas (Yamauchi et al., 1991; Chung et al., 2001). Juga merusak kolagen akibat meningkatnya aktivitas enzim matrix metalloproteinase (MMP), sehingga menjadi patahan-patahan serabut kolagen (Menter et al., 2003; Brenann et al., 2003; Choi et al., 2007). Patahan-patahan serabut kolagen tersebut berakibat pada penurunan daya mekanik fibroblas, yang terbukti dapat menghambat sintesis kolagen lebih lanjut (Varani et al., 2006).

Saat ini, banyak produk kolagen yang beredar di pasar. Ada yang berupa krim, suplemen hingga suntikan kolagen. Salah satu produk kolagen yang banyak dipasarkan adalah yang berbentuk krim. Pada dasarnya, krim hanya bekerja pada permukaan kulit. Sama seperti pelembab. Tujuannya untuk menghambat penguapan air dari lapisan dermis, sehingga kulit tetap lentur. Pelembab kulit, baik yang mengandung atau yang tanpa kolagen, tidak dapat menembus kulit dan umumnya produk semacam ini tidak dirancang untuk diserap kulit. Karena itu,  dapat dikatakan produk semacam ini tidak dapat mencegah penurunan kadar kolagen atau bisa membuat keriput menghilang.

Modalitas lain adalah suntik kolagen, yang bertujuan untuk mengisi dan mengganti kolagen alami dalam kulit. “Beberapa penelitian menunjukkan, penyuntikan kolagen mampu mengurangi garis-garis pada kulit dan membantu memudarkan bekas luka,” jelasnya. Normalnya, kolagen yang disuntikkan dari luar akan menggantikan kolagen pada lapisan dermis yang jumlahnya kian menurun, seiring bertambahnya usia. Kolagen dalam bentuk suntikan ada yang terbuat dari kulit sapi yang diproses, ada juga yang sintetis. Kolagen sintetis dikenal sebagai human collagen product yang banyak beredar di pasaran.

Selain filler kolagen, keriput di wajah dapat dikurangi dengan injeksi toksin botulinum (botox). Toksin ini dapat mengurangi tonus otot mimik, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya keriput pada kulit yang mengalami penuaan, termasuk akibat KMD.

Botox berasal dari kata botulinum toxin A, yaitu protein murni yang diekstraksi dari bakteri Clostridium botulinum. Racun ini pada saat menimbulkan penyakit dapat menyebabkan lumpuhnya persarafan, termasuk di otot pernapasan. Toksin ini kemudian dimanfaatkan untuk melumpuhkan dan merelaksasi otot wajah, membuat kulit di atasnya teregang dan kerut tampak menghilang.

Proses penyuntikan Botox hanya memerlukan waktu beberapa menit. Tidak diperlukan obat bius saat penyuntikan, karena jarum yang digunakan sangat kecil. Botox hanya mempengaruhi daerah di sekitar penyuntikan, sehingga tidak perlu takut akan efek samping ‘botulism’ atau keracunan.

Selain memperbaiki kerutan pada wajah, banyak pria yang memanfaatkan Botox untuk kondisi lain, misalnya untuk mengatasi keringat berlebih di daerah ketiak. Umumnya, pria memang memiliki keringat yang lebih aktif dibanding wanita. “Botox dapat menghambat produksi kelenjar keringat yang ada di daerah sekitar suntikan,” jelas dr. Anna. Manfaat lain Botox adalah untuk mengatasi migren, spasme otot, retensi urin dan inkontinensia (ngompol).

Botox cukup disukai karena hasilnya cepat tanpa harus melalui operasi. Dalam waktu tiga hari sampai seminggu, efek Botox akan mulai terlihat. Efek ini berlangsung selama sekitar 4-6 bulan. Karena sifatnya yang tidak permanen, begitu efek dirasa telah berkurang perlu penyuntikan kembali guna mendapat hasil yang sama.

Efek samping yang dapat timbul dari penggunaan Botox adalah bekas suntikan yang kadang dapat mengganggu, meski yang digunakan jarum yang sangat kecil. Bekas suntikan dapat menghilang dalam hitungan jam. Penggunaan botox juga dapat menyebabkan nyeri kepala, infeksi saluran napas, flu syndrome, blefaroptosis (kelopak mata tampak jatuh), mual dan rasa kembung. Ada kalanya pria atau wanita yang mendapat Botox menjadi terobsesi. Mereka seolah melihat kerutan di wajahnya muncul kembali, padahal masih mulus-mulus saja. Ini disebut ‘wrinklerexia’. “Namun semua efek samping ini umumnya hanya bersifat sementara,” kata dr. Anna.