Ethicaldigest

Ekstrak Daun Sirsak Hambat Kanker Kolorektal

Prevalensi kanker kolorektal meningkat di Asia. Saat ini tercatat sebagai keganasan ketiga yang paling sering terjadi pada pria mau pun wanita. Pengobatan baru untuk kanker kolorektal terus bermunculan. “Penting bagi kita, untuk menemukan bahan yang bersifat antiproliteratif pada sel kanker kolorektal,” ujar Dr. dr. Lili Indrawati, MKes.

Rasa penasarannya pada herba Annona muricata L membawanya melakukan penelitian, untuk memastikan secara ilmiah manfaat herba ini untuk terapi kanker, khususnya kanker kolorektal. “Banyak pasien bertanya kepada saya, tentang manfaat herba daun sirsak ini. Dari beberapa testimoni yang saya dapat, saya kemudian mantap untuk meneliti secara lebih jauh tentang manfaat herba Annona muricata L, atau tanaman sirsak, yang banyak tumbuh di Indonesia.”

Lewat penelitiannya, dr. Lili meraih gelar doctor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada 25 Juni 2015. Berikut petikan wawancara Yulianto dari Ethical Digest dengannya.

Dalam penelitian ini hanya digunakan daun dari herba Annona muricata L. Apakah bagian lain dari herba ini tidak bermanfaat?

Daun digunakan dalam penelitian ini karena daun cepat tumbuh. Hal ini memperhatikan kelangsungan hidup tanaman. Jika saya mengambil batang atau kulit batang atau bahkan akar, hal ini tentunya membuat herba ini mati. Selain itu, bagian daun lebih mudah didapat dan dari sisi keekonomisan lebih ekonomis, dibanding kita menggunakan buahnya, misalnya. Bahkan daun yang hampir kuning juga bisa dimanfaatkan. Namun dalam penelitian ini, saya menggunakan daun tua, bukan daun muda atau daun yang sudah mengguning.

Herba Annona muricata L dalam literatur diketahui mengandung annonaceous acetogenins, yang aktif secara biologis dan polifenol tanaman yang merupakan komponen penting dari diet manusia, dan dianggap memiliki manfaat kemoprotektif dan sifat terapeutik terhadap sel kanker.

Selain itu, bukti empiris menyebutkan bahwa daun A. muricata L telah dimanfaatkan secara tradisional, sebagai minuman atau dalam bentuk ekstrak air dan aman dikonsumsi.

Dimana penelitian ini dilakukan dan metode apa yang digunakan?

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) terhadap pasien rawat jalan. Pasien dipilih dengan kriteria inklusi: pasien kanker kolorektal usia >18 tahun, sudah menjalani terapi standard (operasi, kemoterapi atau radioterapi), hasil pemeriksaan laboratorium darah cukup memuaskan dan memiliki karnofsky performance status > 60%, bersedia mengonsumsi suplemen ekstak daun A. muricata L atau plasebo, dalam bentuk kapsul selama periode penelitian yaitu 8 minggu.

Sebanyak 30 subyek memenuhi kriteraia inklusi dan eksklusi dan mengikuti penelitian ini. Penelitian dialokasikan secara acak dalam dua kelompok  (n=15), yaitu kelompok suplementasi dan kelompok kontrol.

Lebih dari setengah (66,7%) subyek adalah laki-laki dan 33,7% perempuan dengan usia berkisar antara 27 dan 74, dan rata-rata usia 50,2 tahun. Sebagian besar subyek (67%) menderita kanker kolorektal stadium III. Hanya satu subyek (3,3%) menderita stadium IV. Sisanya menderita stadium I- II. Semua subyek telah menjalani operasi. Sebagian besar subyek (76,7%) menerima kemoterapi. Tercatat sebanyak 28 subyek (93,3%) menyelesaikan penelitian ini.

Bagimana melakukan standarisasi ekstrak daun A. muricata L, dalam penelitian ini?

Ektrak daun A. muricata L yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak air terstandard, yang memiliki sertifikat analisis dan diproduksi oleh Javaplant, Zirzak ORAC, yang telah difraksinasi menggunakan etanol 95% untuk menghasilkan fraksi larut etanol (ESFAM). Fraksi tidak larut etanol  (EIFAM).

Kandungan annonacin dalam ektrak ditentukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (HPTLC) di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam ektrak Havaplant terkandung 0,018% b/b annonacin, sementara ESFAM mengandung 0,36% b/b annonacin atau 3,6 mg/g.

Selanjutnya, ESFAM disuplementasikan pada penetalaksanaan standard pasien kanker kolorektal. Plasebo dibuat mirip dengan ektrak, menggunakan maltosa. Semua jenis ekstrak di atas digunakan dalam penelitian invitro, dengan 5 fluorourasil sebagai kontrol positif.